Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BRI (BBRI) Ungkap Alasan Pilih Strategi Hybrid di Era Perbankan Digital

Hasil riset BRI menunjukkan nasabah UMKM, relatif familiar dengan gawai tetapi pengetahuannya terkait produk-produk keuangan masih terbatas.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sunarso dalam pemaparan kinerja semester pertama 2021 yang dilakukan secara virtual, Jumat (06/8/2021)/ Dok. BRI
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sunarso dalam pemaparan kinerja semester pertama 2021 yang dilakukan secara virtual, Jumat (06/8/2021)/ Dok. BRI

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sunarso menjelaskan bahwa penerapan strategi hybrid di tengah era digitalisasi saat ini tidak terlepas dari riset internal terkait dengan UMKM.

Menurutnya, hasil riset perseroan menunjukkan bahwa nasabah UMKM, terutama di segmen mikro dan ultramikro, relatif familiar dengan gawai tetapi pengetahuannya terkait produk-produk keuangan masih terbatas.

Selain itu, lanjutnya, transaksi secara tunai atau cash masih menjadi pilihan utama dan pelaku UMKM cenderung lebih senang memilih lembaga keuangan yang bersifat lokal.

“Kenapa demikian? Karena mereka sebenarnya butuh agility, butuh fleksibilitas, karena memang ternyata mereka itu memiliki cash flow rata-rata tidak stabil dan kemudian mereka memilih hubungan-hubungan lewat agen daripada lewat institusi keuangan formalnya itu sendiri,” kata Sunarso dalam keterangan tertulis, Minggu (14/8/2022).

Berdasarkan hal tersebut, emiten bank berkode saham BBRI ini menyimpulkan untuk bisa menjangkau seluruh masyarakat Indonesia hingga di daerah-daerah tertinggal, terdepan, serta terbelakang melalui straegi hybrid antara digital dan manual.

Dengan demikian, Sunarso berharap BRI dapat menjadi yang terdepan dalam mewujudkan aspirasi pemerintah untuk menciptakan inklusi keuangan hingga 90 persen pada 2024.

Sebagaimana diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui riset tiga tahunan menyatakan bahwa indeks inklusi keuangan Indonesia berada di level 76 persen pada 2019.

Sunarso juga menyatakan bahwa BBRI akan terus menyiapkan layanan digital, tetapi secara beriringan juga mempertahankan layanan luring atau manual. Hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat yang membutuhkan layanan secara tatap muka.

“Kita ikuti saja journey-nya masyarakat dan kita pastikan bahwa seluruh program kita baik yang sifatnya manual ataupun yang digital kita kawal dari atas sampai ke bawah dan kita pastikan bahwa semua inisiatif yang kita rencanakan itu bisa dieksekusi dengan baik,” pungkasnya.

Berdasarkan laporan keuangan BRI hingga akhir kuartal II/2022, kontribusi transaksi melalui layanan konvensional kantor hanya mencapai 1,9 persen dibandingkan dengan total transaksi.

Persentase itu berbanding jauh dengan kontribusi transaksi e-channel sebesar 98,1 persen, yang di dalamnya termasuk transaksi dari ATM, CDM, BRILink, BRImo dan internet banking.

Sunarso mengatakan untuk merealisasikan hybrid bank, BRI memiliki sumber daya yang sangat memadai. Hingga semester I/2022, perseroan memiliki branchless network melalui Agen BRILink sebanyak 570.000 di seluruh penjuru Tanah Air.

Adapun jumlah Agen BRILink sampai dengan akhir 2022 ditargetkan mencapai 600.000. Sementara itu, jumlah branch network BRI terus menurun. Per kuartal II/2022, jumlah kantor BBRI tercatat sebanyak 8.804 unit.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper