Bisnis.com, JAKARTA - PT Asuransi Sinar Mas mulai menyesuaikan tarif premi asuransi kesehatan sebagai langkah antisipatif terhadap potensi meningkatnya beban klaim akibat tekanan inflasi.
Berdasarkan laporan keuangan Asuransi Sinar Mas per Juni 2022, beban klaim bruto perseroan tercatat telah mencapai Rp1,1 triliun. Angka ini telah naik signifikan sekitar 90,9 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni senilai Rp578,7 miliar.
Direktur Asuransi Sinar Mas Dumasi MM Samosir mengatakan, kenaikan laju inflasi akan turut mendorong kenaikan beban klaim pada bisnis asuransi umum, terutama pada lini bisnis asuransi kesehatan dan asuransi kendaraan bermotor. Hal ini disebabkan komponen-komponen yang masuk dalam pertanggungan perusahaan asuransi, seperti obat-obatan dan sparepart kendaraan bermotor akan mengalami kenaikan harga akibat inflasi.
"Klaim pasti meningkat. Biasanya inflasi naik sedikit saja harga obat-obatan langsung naik, sparepart mobil langsung naik. Jadi memang mungkin akan banyak efeknya ke situ sih," ujar Dumasi kepada Bisnis, dikutip Senin (12/9/2022).
Dia menuturkan, kenaikan klaim belum begitu terlihat sejauh ini. Namun, dia memperkirakan peningkatan klaim akan lebih terlihat pada kuartal IV/2022 dan tahun depan.
Guna mengantisipasi kenaikan klaim, Asuransi Sinar Mas pun telah menerapkan sejumlah strategi. Salah satunya dengan menyesuaikan tarif premi untuk produk asuransi kesehatan agar kinerja underwriting perusahaan dapat tetap terjaga.
Baca Juga
"Di kesehatan kami sudah sesuaikan preminya. Kalau di mobil kan kami tidak bisa sesuaikan karena sudah standar, asuransi kebakaran juga begitu. Tapi di kesehatan bisa disesuaikan," kata Dumasi.
"Di kesehatan baru diomongin inflasi sedikit saja harga langsung naik. Jadi kami harus kelola kami punya underwriting dengan baik dengan cara sesuaikan premi. Apalagi kalau memang sudah sangat tipis rasio klaim dari account ini, sudah tinggi, kami pasti langsung loading premi untuk renewal-nya," imbuhnya.