Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) akan meminta persetujuan rights issue kepada para pemegang saham dengan menyelenggarakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), pada hari ini Selasa (18/10/2022).
Dalam surat panggilan RUPSLB, rapat hanya akan membahas satu agenda yakni persetujuan atas penambahan modal perseroan dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) kepada pemegang saham melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas atau PUT II.
“Perseroan berencana untuk melakukan penambahan modal dengan memberikan HMETD melalui mekanisme PUT II dengan menerbitkan saham paling banyak 4.600.000.000 atau 4,6 miliar lembar saham Seri B dengan nilai nominal Rp500 per saham,” tulis manajemen.
Rapat akan diselenggarakan di Menara BTN, tepatnya di Jalan Gajah Mada No. 1, Jakarta. Perseroan menjadwalkan RUPSLB mulai pukul 14.00 WIB sampai dengan selesai.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis pada 9 September 2022, aksi korporasi tersebut dilakukan untuk meningkatkan kapasitas perseroan dalam menyalurkan kredit perumahan guna mendukung program perumahan nasional.
Terkait dengan kredit pemilikan rumah (KPR), emiten berkode saham BBTN memproyeksikan permintaan kredit hunian di sisa akhir tahun ini akan bertumbuh 7–8 persen meskipun terjadi kenaikan suku bunga acuan dari Bank Indonesia.
“Kenaikannya saya hitung di KPR subsidi dan non subsidi bisa sampai 7-8 persen,” ujar Direktur Consumer BTN, Hirwandi Gafar baru-baru ini.
Untuk meningkatkan laju KPR, perseroan meluncurkan program baru yakni KPR BTN Rent to Own. Melalui program tersebut, konsumen bisa menjalani kredit dengan mekanisme sewa terlebih dahulu dalam jangka waktu tertentu.
Sejauh ini BBTN telah menyalurkan total KPR sebesar Rp17,03 Triliun per Juni 2022, atau tumbuh 24,78 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). KPR subsidi menyumbang Rp10,87 triliun, sementara KPR nonsubsidi sebesar Rp 6,15 triliun.