Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) akan menjaga kestabilan suku bunga kredit di tengah kenaikan suku bunga acuan dari Bank Indonesia (BI).
Diketahui, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 19 – 20 Oktober 2022 telah memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen. Keputusan ini mengikuti kenaikan suku bunga acuan dalam dua bulan sebelumnya yang naik sebesar 75 bps.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan keputusan BI untuk menaikan suku bunga acuan 50 bps telah sesuai dengan ekspektasi pasar. Menurutnya, BI juga telah mempertimbangkan langkah-langkah dalam memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah serta mengelola tingkat inflasi.
Dengan adanya kenaikan suku bunga acuan BI itu, Bank Mandiri akan melakukan kajian potensi penyesuaian suku bunga simpanan dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas pasar, struktur biaya dana, respon dari bank lain, serta dampak terhadap peningkatan suku bunga kredit.
"Secara umum diproyeksikan bank-bank akan membutuhkan waktu penyesuaian suku bunga simpanan dan kredit dalam 3-6 bulan ke depan," ujarnya kepada Bisnis pada Kamis (20/10/2022).
Kemudian, suku bunga dasar kredit (SBDK) akan mengikuti kondisi pasar dengan memperhatikan tingkat suku bunga acuan, kondisi likuiditas bank, serta tingkat kompetisi dengan bank lain.
"Bank Mandiri tetap berupaya menjaga tingkat biaya bunga yang optimal sebagai upaya untuk mendukung kestabilan tingkat suku bunga kredit yang disalurkan ke masyarakat dan menjaga pertumbuhan kredit serta profitabilitas ke depan," ujarnya.
Tercatat, hingga semester I/2022, pertumbuhan kredit Bank Mandiri berada di atas pertumbuhan industri yang sebesar 10,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) per Juni 2022. Realisasi pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara konsolidasi mencapai Rp1.138,31 triliun per kuartal II/2022, tumbuh 12,22 persen yoy.
Pertumbuhan kredit ini juga turut mendorong pertumbuhan total aset secara konsolidasi yang mencapai Rp1.786 triliun atau tumbuh 13 persen yoy sampai dengan akhir Juni 2022.
Adapun, dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri tercatat mencapai Rp1.318,42 triliun per kuartal II/2022 tumbuh 12,76 persen yoy. Pencapaian tersebut juga menjadikan Bank Mandiri dengan total DPK terbesar di industri perbankan Indonesia.
Bank Mandiri juga membukukan laba bersih sebesar Rp20,2 triliun atau melesat 61,7 persen secara tahunan (yoy) pada semester I/2022.