Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Sektor yang Bikin Kredit BNI (BBNI) Tumbuh 9,1 Persen hingga Akhir September 2022

kinerja pertumbuhan kredit BNI pada kuartal III/2022 didorong oleh kredit korporasi swasta yang mencapai Rp211,9 triliun atau tumbuh 20,4 persen secara tahunan.
Kantor BNI. /Istimewa
Kantor BNI. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI mencatatkan pertumbuhan kredit mencapai 9,1 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp622,61 triliun pada kuartal III/2022.

Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati memaparkan kinerja pertumbuhan kredit pada periode tersebut didorong oleh kredit korporasi swasta yang mencapai Rp211,9 triliun atau tumbuh 20,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Pertumbuhan itu diikuti oleh segmen komersial besar yang tercatat sebesar Rp49,4 triliun atau bertumbuh 22,3 persen yoy. Adapun untuk segmen kecil, pertumbuhan kredit usaha rakyat (KUR) mencapai 24,3 persen yoy menuju angka Rp51,3 triliun.

Sementara itu, penyaluran kredit untuk segmen konsumer mencapai Rp106,9 triliun. Perolehan ini mengalami peningkatan sebesar 11,3 persen yoy, terutama pada produk payroll loan.

“Pertumbuhan ini sejalan dengan strategi manajemen untuk tumbuh dengan sehat dan sustain dengan menyasar pada debitur top tier di segmen industri prospektif diiringi dengan kebijakan manajemen risiko yang prudent,” ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (24/10/2022).

Adi Sulistyowati atau akrab disapa Susi mengatakan perkembangan kinerja BNI hingga kuartal III/2022 juga didukung oleh kuatnya tingkat permodalan dan likuiditas yang memadai. Terlihat dari rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) di level 18,9 persen, sementara loan to deposit ratio atau LDR berada pada posisi 91,2 persen.

“Selain itu, liquidity coverage ratio [LCR] berada di 193 persen dan net stable funding ratio [NSFR] berada di 124 persen yang menunjukkan bahwa BNI memiliki kecukupan likuiditas untuk mendukung pertumbuhan bisnis,” pungkasnya.

Dari sisi kualitas aset, Susi menyampaikan risiko atas kredit yang disalurkan atau loan at risk (LAR) turun signifikan dari 25,2 persen per September 2021 menjadi 19,3 persen pada September 2022, karena menurunnya jumlah kredit restrukturisasi karena Covid–19.

Menurutnya, emiten bersandi saham BBNI ini akan terus menjaga LAR coverage atau rasio pencadangan untuk debitur bermasalah pada level yang memadai, yakni sebesar 42,7 persen.

“Kami melihat bahwa kemampuan pembayaran kewajiban dari debitur LAR semakin membaik sehingga mendorong perbaikan pada pendapatan bunga, serta menjadi indikasi pemulihan bisnis nasabah yang lebih baik setelah terdampak pandemi,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper