Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan KPR Diperkirakan Lesu hingga 6 Bulan ke Depan

Survei Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) diperkirakan menurun selama 3–6 bulan ke depan.
Foto udara kawasan perumahan di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (23/2/2020). /Bisnis-Triawanda Tirta Aditya
Foto udara kawasan perumahan di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (23/2/2020). /Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA — Survei Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) diperkirakan menurun selama 3 hingga 6 bulan ke depan.

Berdasarkan Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan yang dirilis BI, Senin (21/11/2022), turunnya permintaan selama 3 bulan ke depan terindikasi dari melemahnya pangsa KPR dari 13 persen pada September 2022 menjadi 10,4 persen pada Oktober.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan bahwa ada beberapa hal yang memengaruhi hasil survei BI terkait dengan permintaan KPR.

Pertama, kondisi umum secara makro ke depan memang sulit diprediksi. Mengingat sejumlah pihak telah meramalkan bahwa prospek perekonomian dunia akan mengalami badai sempurna atau perfect storm pada tahun depan.

“Meski demikian, saya melihat Indonesia tidak akan terkena impact yang begitu besar dalam jangka pendek maupun jangka panjang,” tutur Amin kepada Bisnis, Senin (21/11/2022).

Kedua adalah kenaikan tingkat suku bunga acuan. Menurutnya, para nasabah telah memperkirakan suku bunga KPR akan meningkat seiring dengan naiknya suku bunga acuan BI-7 Day Repo Rate (BI7DRR) yang saat ini berada di level 5,25 persen.

“Terakhir saya melihat bahwa mungkin saat ini bagi sebagian orang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masih berat, jadi untuk membeli rumah dan sebagainya bukan menjadi prioritas di tengah kondisi sekarang,” ujarnya.

Sementara itu, dari survei BI, pada periode 6 bulan mendatang, kebutuhan terhadap pembiayaan KPR juga cenderung melemah. Pada Oktober 2022, pangsa KPR tercatat berada di posisi 6,9 persen, sedangkan bulan sebelumnya mencapai 10,2 persen.

Tak cuma itu, survei bank sentral juga memproyeksikan bahwa penyaluran kredit baru untuk kredit konsumsi seperti KPR dan lainnya mengalami perlambatan pada kuartal IV/2022.

Sebelumnya, Survei Harga Properti Residensial yang dirilis BI menyebutkan bahwa peningkatan harga properti masih berlanjut hingga kuartal III/2022. Indeks Harga Properti Residensial pada periode tersebut tercatat naik 1,94 persen secara year-on-year (yoy).

Adapun dari sisi penjualan juga bertumbuh 13,5 persen yoy, meski melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 15,23 persen. Pertumbuhan ini mayoritas ditopang seluruh tipe rumah, kecuali tipe rumah menengah yang terkoreksi 1,59 persen secara tahunan.

Responden menyampaikan bahwa sejumlah hambatan dalam penjualan properti residensial primer dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kenaikan harga bahan bangunan (24,13 persen), masalah perizinan (15,59 persen), dan suku bunga KPR (11,91 persen).

Di tengah proyeksi negatif tersebut, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BBTN kembali menggelar pameran perumahan yakni Indonesia Property Expo (IPEX) 2022 di Jakarta Convention Center pada 19 – 27 November 2022.

Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan bahwa masyarakat yang mengambil KPR dalam gelaran IPEX 2022 akan mendapatkan bunga secara menarik, mulai dari 2,47 persen pada tahun pertama.

“Selain itu, ada penawaran gratis untuk biaya provisi, administrasi, dan appraisal,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (20/11/2022).

Dalam gelaran yang diikuti oleh 42 pengembang tersebut, BBTN menargetkan potensi izin prinsip KPR sekitar Rp1,5 triliun. Perinciannya, KPR nonsubsidi mencapai Rp900 miliar, KPR subsidi Rp300 miliar dan pembiayaan rumah syariah Rp300 miliar.

Sampai dengan kuartal III/2022, bank spesialis pembiayaan hunian tersebut mencatatkan total penyaluran KPR sebesar Rp228,09 triliun atau naik 7,66 persen secara tahunan.

Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga kembali berencana menggelar BCA Expo Hybrid 2022 guna mendorong laju penyaluran kredit konsumsi. Sampai akhir September 2022, perseroan telah menyalurkan KPR sebesar Rp105 triliun, naik 10,4 persen yoy.

Sampai dengan akhir September 2022, total KPR di perbankan tercatat sebesar Rp600,5 triliun atau tumbuh 7,7 persen secara tahunan. Penyaluran KPR berkontribusi hingga 51 persen dari total kredit properti di bank yang mencapai Rp1.180 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper