Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Masih Anjlok, Gubernur BI Bandingkan dengan China dan India

Bank Indonesia (BI) mencatat kurs rupiah terhadap dolar sepanjang tahun berjalan telah melemah 8,56 persen ytd.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan kata sambutan saat pertemuan Tahunan BI, Rabu (30/11/2022). Dok. BPMI Setpres RI.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan kata sambutan saat pertemuan Tahunan BI, Rabu (30/11/2022). Dok. BPMI Setpres RI.

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyebut depresiasi nilai tukar Rupiah jauh lebih baik dibandingkan sejumlah negara lain di kawasan, seperti Tiongkok dan India.

Hal tersebut disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Desember 2022, Kamis (22/12/2022).

Perry menuturkan, nilai tukar Rupiah sampai dengan 21 Desember 2022 tercatat mengalami depresiasi sebesar 8,56 persen (year-to-date/ytd) jika dibandingkan dengan level akhir 2021.

Kendati demikian, depresiasi nilai tukar Rupiah jauh lebih baik dibandingkan Tiongkok dan India, dimana masing-masing terdepresiasi 8,96 persen dan 10,24 persen.

“Depresiasi nilai tukar Rupiah tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi sejumlah mata uang sejumlah negara lain di kawasan seperti Tiongkok 8,96 persen (ytd) dan India 10,24 persen (ytd),” kata Perry, Kamis (22/12/2022).

Adapun tekanan nilai tukar Rupiah pada Desember 2022 tercatat berkurang. Perry mengatakan, hal tersebut dipengaruhi oleh aliran masuk modal asing yang terjadi di pasar SBN setra langkah-langkah stabilisasi yang terus dilakukan oleh BI.

“Perkembangan nilai tukar Rupiah cukup positif di tengah dolar AS yang masih kuat dan ketidakpastian keuangan global yang masih tinggi,” ujarnya.

Lebih lanjut Perry menyampaikan, indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama DXY tercatat masih tinggi yaitu di level 104,16 pada 21 Desember 2022. Melihat perkembangan tersebut, nilai tukar Rupiah tercatat mengalami depresiasi sebesar 8,56 persen ytd sampai dengan 21 Desember 2022.

BI kedepannya berkomitmen untuk terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar. Hal tersebut sejalan dengan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makro ekonomi. 

“Bank Indonesia meyakini bahwa nilai tukar Rupiah pada 2023 akan bergerak lebih stabil  dan menguat ke arah nilai fundamentalnya,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper