Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Allianz Life Indonesia atau Allianz Life Indonesia optimistis terhadap potensi bisnis asuransi di Indonesia, di tengah ancaman resesi global 2023.
Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia Ni Made Daryanti menuturkan tak dapat dipungkiri, ketidakpastian ekonomi dan ancaman resesi global akan berdampak terhadap industri asuransi di Indonesia. Secara bersamaan, nasabah juga akan lebih berhati-hati dalam memilih produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhannya, terutama dengan memperhatikan kecukupan proteksi dan memantau nilai investasi.
"Namun, kami optimis dengan kondisi yang ada tetap akan meningkatkan kesadaran masyarakat atas pentingnya perlindungan asuransi jiwa dan kesehatan dalam mengantisipasi disrupsi ekonomi," kata Made kepada Bisnis, Kamis (22/12/2022).
Made menyatakan Allianz Life Indonesia akan terus fokus pada strategi untuk mengoptimalkan berbagai kanal distribusi, serta memaksimalkan penggunaan ekosistem digital. Dia menyatakan bahwa sejumlah upaya itu dilakukan untuk memberikan pilihan lebih banyak untuk kenyamanan nasabah dalam mengakses produk dan layanan asuransi.
"Allianz Life Indonesia juga akan terus membangun kepercayaan nasabah," tandasnya.
Merujuk laporan keuangan perusahaan, sampai dengan kuartal III/2022, Asuransi Allianz Life Indonesia membukukan laba setelah pajak menjadi sebesar Rp360,28 miliar. Perolehan laba bersih itu melesat 224,36 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya hanya membukukan laba senilai Rp111,07 miliar.
Sementara itu, pendapatan premi yang dimilki Allianz Life Indonesia turun 22,4 persen yoy menjadi Rp10,73 triliun. Penurunan juga terjadi pada jumlah pendapatan yang turun menjadi Rp9,46 triliun atau menyusut 37,29 persen yoy.
Di sisi lain, Allianz Life Indonesia membukukan pertumbuhan klaim dan manfaat dibayar sebesar 1,17 persen yoy. Nilai itu naik dari semula bernilai Rp2,82 triliun kini menjadi Rp2,85 triliun sampai dengan akhir September 2022.