Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mencatat realisasi kredit usaha rakyat (KUR) yang menjadi salah satu andalan Presiden Joko Widodo menggenjot ekonomi masyarakat sepanjang 2022 belum mencapai target.
Sally Salamah, Ketua Tim Pengarah Forum Pengawasan KUR sekaligus Deputi Kepala BPKP Bidang Akuntan Negara menjelaskan realisasi penyaluran KUR sepanjang 2022 berada pada level 97,95 persen atau senilai Rp365,5 triliun dari target Rp373,17 triliun. Meski tidak mencapai target, besaran penyaluran KUR sendiri terus meningkat dalam 5 tahun terakhir, yakni Rp120,3 triliun pada 2018.
"Dari periode 2022 saja kami dapat melihat jumlahnya sangat besar dan sangat berdampak pada pertumbuhan perekonomian negara kita,” ucap Sally dalam agenda Forum Pengawasan Pelaksanaan KUR Tahun 2023 yang termuat pada laman BPKP dikutip Minggu (15/1/2023).
Untuk itu dia menyebutkan pihaknya merumuskan strategi pengawasan penyaluran KUR pada 2023 dengan berfokus pada perencanaan hingga pertanggungjawaban KUR, menyusun perencanaan pengawasan KUR, serta melaksanakan pengawasan atas kepatuhan, potensi fraud, hambatan dan kendala.
Ke depan, pengawasan yang dilakukan BPKP diharapkan dapat memberikan rekomendasi dan saran perbaikan terhadap kebijakan pelaksanaan KUR, khususnya terkait target graduasi dan target debitur baru KUR.
Baca Juga
Terlebih lagi, pemerintah telah menetapkan kenaikan target penyaluran KUR menjadi Rp470 triliun pada tahun ini dan pada tahun 2024 mendatang target realisasi KUR ditingkatkan menjadi Rp585 triliun.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang telah mewanti-wanti lembaga jasa keuangan khususnya perbankan untuk memacu penyaluran kredit UMKM dapat mencapai 30 persen guna mendorong akselerasi akses UMKM ke perbankan.
"Saya meminta kepada bank bahwa angka yang saya sampaikan beberapa tahun yang lalu 30 persen untuk UMKM itu betul-betul bisa terus ditungkatkan," pungkas Jokowi, dalam pidatonya pada Senin (19/12/2022).
Jokowi menyatakan bahwa akses UMKM yang notabennya sebagai motor penggerak ketahanan ekonomi nasional, akses pendanaan ke lembaga perbankan baru berada di kisaran 20 persen.
Realisasi KUR di BCA, Mandiri (BMRI), hingg Bank BJB (BJBR)
Menjawab hal tersebut sejumlah perbankan menyatakan komitmennya untuk menggenjot penyaluran KUR pada tahun ini.
PT Bank Central Asia Tbk. menargetkan penyaluran KUR dapat tembus Rp1 triliun. Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan bahwa per November 2022, BCA telah mencatatkan realisasi KUR sebesar Rp457 miliar.
"Dalam rangka turut mendorong pemulihan perekonomian nasional, saat ini BCA telah berkomitmen untuk menyalurkan KUR sebesar Rp1 triliun," kata Hera kepada Bisnis, Sabtu (14/1/2023).
Sementara itu, SEVP Micro & Consumer Finance PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau BMRI Josephus K Triprakoso mengatakan bahwa pada 2023 Bank Mandiri mencatatkan peningkatan alokasi penyaluran KUR sebesar 20 persen menjadi Rp48 triliun dibandingkan tahun lalu Rp40 triliun.
"Dari jumlah tersebut, kami siapkan strategi agar penyaluran KUR difokuskan untuk sektor produktif dan pengembangan di KUR klaster," katanya kepada Bisnis pada Jumat (13/1/2023).
Tercatat realisasi KUR Bank Mandiri adalah 100 persen dari total alokasi Rp40 triliun per 2022. Dana tersebut telah tersalurkan kepada 351 ribu lebih pelaku usaha.
"Jika dirinci, penyaluran KUR Bank Mandiri sepanjang 2022 didominasi oleh sektor produksi sebanyak 59,73 persen atau sebesar Rp23,89 triliun," ujar Josephus.
Selanjutnya, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) juga melaporkan hal senada. BJBR mengaku mencatatkan peningkatan alokasi KUR 42,85 persen menjadi Rp3 triliun dibandingkan tahun lalu Rp2,1 triliun.
"Pada 2022, kami telah salurkan sesuai dengan alokasi yang kami peroleh," kata Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi kepada Bisnis pada Jumat (13/1/2023).