Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BBTN optimis akan tutup kinerja perseroan sepanjang tahun 2022 secara positif.
Wakil Direktur BTN Nixon L.P Napitupulu menuturkan, pihaknya telah memperbaiki fundamental serta melakukan transformasi digital guna memacu kembali bisnis kredit pemilikan rumah (KPR).
"Ini sejarah buat BTN, di mana efisiensi biaya dana bisa membuat aset kita akhir tahun 2022 bakal tembus Rp400 triliun dengan penyaluran kredit mencapai Rp300 triliun," pungkas Nixon dalam keterangan resminya pada Rabu (4/1/2023).
Di samping itu, laba bersih perseroan juga diperkirakan akan tembus Rp3 triliun secara unaudit. Manakemen BBTN menjelaskan, pertumbuhan laba perseroan ditopang oleh dana murah (current account saving account/CASA) yang dihimpun melalui sejumlah inovasi digital.
Untuk diketahui, sepanjang tahun 2022 perseroan juga dilaporkan telah menjual kredit macet senilai Rp 1 triliun. Dengan demikian, beban biaya pencadangan perseroan dapat ditekan dan dialihkan untuk penyaluran kredit baru.
Selain itu, Nixon juga menjelaskan bahwa menyambut 2023, BBTN akan fokus menggarap sektor KPR. “Keahlian kami di pembiayaan rumah tapak. Potensi pasarnya bukan hanya sangat besar, juga menjanjikan margin tinggi. Yang perlu kami lakukan adalah menciptakan inovasi tapi tetap dalam konteks pembiayaan rumah tapak,” kata Nixon.
Ke depan, BBTN juga akan menggarap proses pemberian KPR secara digital kepada nasabah. Berkenaan dengan hal tersebut, Direktur IT dan Digital BTN Andi Nirworto menjelaskan, digitalisasi KPR bukan hanya memangkas waktu dan memberikan kepastian kepada calon debitur, juga berhasil memenuhi keinginan nasabah masa kini.
“Milenial dan para keluarga muda sangat menginginkan KPR yang prosesnya mudah, cepat dan bisa dijangkau oleh aplikasi. Kami menjawab kebutuhan itu dan responnya sangat tinggi,” pungkas Andi.
Dalam upaya menunjang hal tersebut, Andi menjelaskan bahwa dana yang dibelanjakan untuk mengembangkan aplikasi supper apps yang rencananya diluncurkan Februari 2023 tersebut tidak sampai Rp10 miliar.
“Kita menargetkan di tahun pertama, super apps akan mendorong penambahan 1 juta pengguna baru, yang dikombinasikan dengan kenaikan 25-30 persen volume transaksi,” ujarnya.
Selain itu, Nixon juga menjelaskan bahwa menyambut 2023, BBTN akan fokus menggarap sektor KPR. “Keahlian kami di pembiayaan rumah tapak. Potensi pasarnya bukan hanya sangat besar, juga menjanjikan margin tinggi. Yang perlu kami lakukan adalah menciptakan inovasi tapi tetap dalam konteks pembiayaan rumah tapak,” kata Nixon.
Ke depan, BBTN juga akan menggarap proses pemberian KPR secara digital kepada nasabah. Berkenaan dengan hal tersebut, Direktur IT dan Digital BTN Andi Nirworto menjelaskan, digitalisasi KPR bukan hanya memangkas waktu dan memberikan kepastian kepada calon debitur, juga berhasil memenuhi keinginan nasabah masa kini.
“Milenial dan para keluarga muda sangat menginginkan KPR yang prosesnya mudah, cepat dan bisa dijangkau oleh aplikasi. Kami menjawab kebutuhan itu dan responnya sangat tinggi,” pungkas Andi.
Dalam upaya menunjang hal tersebut, Andi menjelaskan bahwa dana yang dibelanjakan untuk mengembangkan aplikasi supper apps yang rencananya diluncurkan Februari 2023 tersebut tidak sampai Rp10 miliar.
“Kita menargetkan di tahun pertama, super apps akan mendorong penambahan 1 juta pengguna baru, yang dikombinasikan dengan kenaikan 25-30 persen volume transaksi,” ujarnya.