Bisnis.com, JAKARTA — Aksi borong saham oleh manajemen dan pengendali terus berlanjut di tengah fluktuasi indeks harga saham gabungan (IHSG). Terbaru, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Sunarso juga menjalankan aksi serupa.
Sunarso yang juga ketua umum Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) itu diketahui telah membeli saham BBRI senilai Rp1,33 miliar. Berdasarkan keterbukaan informasi, Sunarso membeli saham BBRI sebanyak 287.700 lembar pada 6 Januari 2023 dengan harga Rp4.615 per lembar.
Sebelumnya, para bankir BRI juga telah menyerok saham BBRI di tengah harga saham yang lesu pada awal 2023.
"Tujuan transaksi adalah untuk investasi," demikian dikutip dari keterbukaan informasi pada Selasa (17/1/2023).
Melalui pembelian saham itu, jumlah kepemilikan saham Sunarso semakin menebal dari 2,39 juta lembar saham sebelum transaksi menjadi 2,68 juta lembar saham setelah transaksi.
Direktur Human Capital BRI Agus Winardono juga mengikuti jejak Sunarso dengan membeli saham BBRI.
Baca Juga
Agus membeli saham BBRI sebanyak 22.900 lembar saham pada 10 Januari 2023 dengan harga Rp4.440. Nilai pembelian saham Agus mencapai Rp101,67 juta.
Sebelum Sunarso dan Agus, jajaran direksi BRI lainnya yakni Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu R. K. dan Direktur Bisnis Kecil & Menengah BRI Amam Sukriyanto tercatat telah menyerok saham BBRI pada awal tahun ini.
Apabila dikalkulasikan, nilai saham yang dibeli baik Viviana dan Amam mencapai Rp461,7 Juta di harga Rp4.430-Rp4.650 per lembar.
Tren pembelian saham oleh para direksi BRI itu dilakukan di tengah harga saham BBRI yang sedang lesu awal tahun ini. Harga saham BBRI dibuka di harga Rp4.520 pada pembukaan perdagangan hari ini (17/1/2023). Sementara, harga saham BBRI melemah 8,10 persen sejak awal tahun hingga pembukaan perdagangan hari ini atau secara year to date (ytd).
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan bahwa pembelian saham emiten bank jumbo seperti BBRI oleh para bankirnya merupakan katalis positif. "Pengurus percaya diri terhadap prospek saham perusahaan mereka sendiri," katanya kepada Bisnis pekan lalu (13/1/2023).
Menurutnya, secara fundamental emiten bank jumbo seperti BBRI tetap solid meskipun kinerja saham di awal tahun ini lesu. Berdasarkan rasio keuangannya, bank jumbo mengalami penurunan loan to asset ratio dan liquidity coverage ratio.
Berdasarkan price to earning ratio (PER) dan price to book value (PBV), rata-rata emiten bank jumbo itu juga tercatat undervalued.