Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit perbankan terpantau mengalami pertumbuhan sebesar 11,35 persen pada 2022.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan pertumbuhan kredit tersebut terutama ditopang oleh kredit modal kerja yang melonjak 12,17 persen dan kredit debitur korporasi yang juga tumbuh sebesar 15,44 persen.
“Stabilitas sektor keuangan dan kinerja sektor jasa keuangan secara menyeluruh terjaga dengan intermediasi lembaga jasa keuangan tumbuh di atas prakiraan sejalan dengan kinerja perekonomian domestik yang membaik,” kata Mahendra dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I/2023 di Kantor Kementerian Keuangan di Jakarta, Selasa (31/1/2023).
Menurutnya selain penyaluran kredit, pertumbuhan dana pihak ketga (DPK) juga melonjak 9,01 persen. Pertumbuhan tersebut didorong oleh kenaikan giro dan tabungan yang masing-masing tumbuh 18,78 persen dan 7,52 persen.
Sementara itu, risiko kredit dalam tren penurunan, baik pada industri perbankan maupun pembiayaan. Tercatat, per Desember 2022, rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL) gross perbankan yang terpantau turun menjadi sebesar 2,44 persen.
Adapun dari sisi likuiditas perbankan, Mahendra menyampaikan bahwa likuiditas perbankan terpantau memadai dengan rasio AL/NCD di level 137,67 persen dan AL/DPK sebesar 31,2 persen. Selain itu, ketahanan permodalan industri jasa keuangan menunjukkan peningkatan dengan rasio capital adequacy ratio (CAR) sebesar 25,68 persen.
Baca Juga
Mahendra menambahkan bahwa OJK juga melakukan penguatan terhadap ketahanan industri jasa keuangan dan meningkatkan dukungan sektor keuangan dalam pemulihan perekonomian nasional.
“Dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan di tengah meningkatnya risiko eksternal, OJK senantiasa proaktif memperkuat kebijakan prudential di sektor jasa keuangan sehingga stabilitas industri jasa keuangan dapat terjaga dengan baik,” tandasnya.
Kuatnya kinerja sektor perbankan ini dikonfirmasi paparan kinerja sejumlah bank besar Tanah Air. Tiga bank yang telah mengumumkan kinerja mencatat lonjakan laba puluhan persen dan menjanjikan dividen bagi pemegang sahamnya.
Perincian bank besar yang sudah menyampaikan kinerja itu adalah Bank Negara Indonesia (BBNI) yang mencatatkan laba tertinggi sepanjang sejarah Rp18,31 triliun. Bank Mandiri (BMRI) dengan laba Rp41,2 triliun, laba Bank Central Asia (BBCA) Rp 40,7 triliun. Sementara itu, Bank Rakyat Indonesia secara resmi belum mengumumkan laba perusahaan pada 2022, meski demikian Dirut Sunarso memastikan membukukan laba di atas Rp40 triliun hingga akhir tahun lalu.