Rincian penghimpunan DPK di bank jumbo sepanjang tahun 2022.
1. Bank Mandiri
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau BMRI mencatat total dana pihak ketiga (DPK) BMRI tumbuh 15,46 persen yoy dari Rp1.291,2 triliun di akhir 2021 menjadi Rp1.490,8 triliun pada Desember 2022.
Pertumbuhan DPK tersebut utamanya ditopang oleh peningkatan dana giro serta tabungan yang naik secara berturut-turut sebesar 31,2 persen dan 13,5 persen yoy.
Sementara dari sis dana murah atau current account savings account (CASA) secara bank only, bank pelat merah tersebut mencatat pertumbuhan sebesar 365 bps menjadi 77,64 persen hingga akhir 2022.
Kinerja Bank Mandiri sendiri juga ditopang oleh pengembangan fitur teknologi Super Apps yang dimiliki yakni Livin’ dan Kopra by Mandiri yang tumbuh signifikan. Tercatat, Livin’ by Mandiri telah diunduh lebih dari 22 juta kali dalam kurun waktu 15 bulan terakhir. Sedangkan Kopra by Mandiri dalam satu tahun terakhir menjangkau 83.000 pengguna.
Livin' by Mandiri telah mampu melayani lebih dari 1,64 miliar transaksi finansial. Adapun, nilai transaksi Livin’ by Mandiri selama tahun 2022 telah menembus Rp 2.435 triliun atau tumbuh 48,4 persen secara tahunan.
Pada periode yang sama, Kopra by Mandiri mengelola Rp18.567 triliun transaksi hingga akhir tahun 2022 atau tumbuh 22 persen secara yoy.
“Kehadiran Livin’ dan Kopra by Mandiri juga turut menyumbang pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) khususnya dana murah yang signifikan. Ini membuktikan bahwa transformasi digital yang dilakukan Bank Mandiri telah berhasil berkontribusi signifikan terhadap kinerja keuangan dengan tren yang terus membaik,” ujar Darmawan.
2. Bank Negara Indonesia (BNI)
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI mencatatkan pertumbuhan himpunan DPK sebesar 5 persen secara yoy sepanjang tahun 2022.
Pertumbuhan DPK tersebut utamanya ditopang dari pertumbuhan giro mencapai 11 persen yoy dari Rp281,7 triliun menjadi Rp313,9 triliun pada Desember 2022.
Sementara himpunan tabungan tercatat tumbuh 8 persen yoy dari Rp224,6 triliun pada Desember 2021 menjadi 241,8 triliun pada Desember 2022. Alhasil, CASA secara bank only perseroan tumbuh sebesar 10 persen sepanjang tahun.
Kendati giro dan tabungan tercatat menyabet pertumbuhan, dari sisi deposito perseroan masih mencatat koreksi sebesar 7 persen secara yoy. Pada Desember 2022 BBNI mencatat himpunan tabungan sebesar Rp206,9 triliun, angka tersebut turut dari Rp223,1 triliun pada Desember 2022.
Sementara dari sisi kredit, sepanjang 2022 bank berkode emiten BBNI ini telah mencatat penyaluran kredit sebesar Rp649,19 triliun, tumbuh dari posisi sebelumnya di level Rp582,43 triliun.
Direktur keuangan BNI Novita Anggraini menjelaskan bahwa pihaknya memperkirakan perekonomian Indonesia juga akan tumbuh sebesar 5 persen yang ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan juga belanja pemerintah.
"Kami melihat bahwa stabilnya ekonomi domestik ini akan menjadi katalis pertumbuhan bisnis yang sehat dan pertumbuhan kredit perbankan tahun 2023 diperkirakan di kisaran 7 hingga 9 persen," pungkasnya beberapa waktu lalu, dikutip Minggu (29/1/2023).
Sementara dari sisi himpunan dana pihak ketiga (DPK), BNI menargetkan pertumbuhan DPK akan berada pada level 7,2 hingga 8,5 persen.
Pada pertumbuhan DPK, Novita menambahkan, pihaknya akan memfokuskan pertumbuhan pada sektor tabungan dan giro yang dihasilkan dari strategi perseroan untuk membangun transaction based CASA (curent account saving account) melalui penyediana solusi keuangan dan transaksi yang komprehensif dan reliabel.
3. Bank Central Asia (BCA)
PT Bank Central Asia Tbk. atau BBCA diketahui membukukan pertumbuhan himpunan DPK sepanjang 2022 mencapai 6 persen secara tahunan.
Pertumbuhan DPK tersebut utamanya ditopang oleh himpunan giro yang tumbuh 13 persen yoy mencapai Rp321,8 triliun sepanjang 2022 dari sebelumnya sebesar Rp284,6 triliun pada Desember 2021.
Sementara dari sisi tabungan, BBCA tercatat membukukan pertumbuhan sebesar 9 persen mencapai nilai Rp520,3 triliun hingga kuartal IV/2022 dari sebelumnya sebesar 479,4 triliun pada Desember 2021.
Dengan demikian, CASA perseroan juga tercatat tumbuh 6 persen secara yoy menjadi Rp842,2 triliun sepanjang 2022.
Serupa, himpunan deposito juga diketahui mengalami koreksi sebesar 11 persen atau turun mencai Rp181,3 triliun sepanjang 2022 dari sebelumnya sebesar Rp202,9 triliun sepanjang 2021.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BBCA menjelaskan bahwa pertumbuhan tersebut menjelaskan bahwa perkembangan ekosistem secara hybrid baik pada platform online maupun offline mendorong frekuensi hingga mendulang dana giro dan tabungan.
"Di sisi pendanaan CASA naik atau berkontribusi hingga 82 persen dari total dana pihak ketiga," pungkas Hera.
4. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI belum mengumumkan laporan publikasi sepanjang 2022. Data terakhir atau November 2022, bank mengumpulkan DPK sebesar Rp1.233,8 triliun, tumbuh 10 persen yoy.
Bila dirinci, produk giro tumbuh paling tinggi atau 32,8 persen yoy menjadi Rp291,3 triliun. Kemudian disusul tabungan tumbuh 5,3 persen yoy menjadi Rp502,6 triliun dan deposito naik 3,4 persen yoy menjadi Rp439,9 triliun.
Pertumbuhan dana murah (giro dan tabungan) membuat rasio CASA bank naik 230 bps menjadi 64,3 persen.