Bisnis.com, JAKARTA — Bank syariah ikut tersenyum sepanjang 2022. Pertumbuhan laba dua bank yang telah mempublikasikan laporan kinerja melesat hingga dua digit.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) sepanjang 2022 mencatatkan laba Rp4,3 triliun atau tumbuh 42,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan perolehan laba pada 2021 yang mencapai Rp3,02 triliun.
Raihan positif tersebut juga dicatatkan oleh PT Bank BTPN Syariah Tbk. (BTPS) yang diketahui mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,76 triliun pada 2022. Angka tersebut tumbuh 21 persen secara yoy dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp1,46 triliun per 31 Desember 2021.
Sementara pionir bank syariah yakni PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. terpantau belum melaporkan hasil kinerja keuangan full year-2022. Kendati demikian, pada kuartal III/2022 lalu Bank Muamalat diketahui mencetak pertumbuhan laba sebesar 332 persen menjadi Rp31,61 miliar pada kuartal III/2022 dari posisi pada periode yang sama di tahun sebelumnya Rp7,31 miliar.
Secara lebih rinci, berikut laporan kinerja BSI dan BTPN Syariah sepanjang 2022.
Bank Syariah Indonesia (BRIS)
Pada tahun ke-dua usai melakukan aksi korporasi mega merger, BRIS diketahui berhasil mencatatkan laba mencapai Rp4,26 triliun sepanjang 2022.
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangannya, peningkatan laba tersebut seiring dengan peningkatan pendapatan penyaluran dana sebesar 10 persen yoy dari Rp18,6 triliun per Desember 2021 menjadi Rp20,46 triliun per Desember 2022.
Sementara dari sisi rasio profitabilitas, BSI mencatatkan peningkatan net operating margin (NOM) 42 basis poin (bps) menjadi 2,17 pada 2022. Bank berkode emiten BRIS ini juga mencatatkan ringkat pengembalian modal (return on equity/ROE) sebesar 16,84 persen dan tingkat pengambalian aset (return on asset/ROA) 1,98 persen sepanjang 2022.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan bahwa kinerja moncer BSI itu tidak lepas dari dampak merger. "BSI masuk tahun kedua merger. Dampak merger membawa dampak positif ke perbankan syariah," katanya dalam paparan kinerja BSI triwulan IV 2022 pada Rabu (1/2/2023).
Adapun dari sisi aset, BRIS juga mencatatkan pertumbuhan total aset mencapai 15 persen menjadi Rp305,72 triliun pada Desember 2022 dari posisi pada periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp265,28 triliun.
Pertumbuhan total aset tersebut utamanya didorong oleh pertumbuhan piutang ebesar 21 persen secara tahunan mencapai Rp133,99 triliun dari Rp110,70 triliun pada Desember 2021.
Di samping itu, perseroan mencatatkan baki pembiayaan sebesar Rp207,7 triliun pada 2022, naik 21,3 persen yoy. Pertumbuhannya ditopang oleh kemampuan BSI dalam menjaga kualitas pembiayaan.
Rasio pembiayaan macet atau nonperforming financing (NPF) gross BSI turun dari 2,9 persen per 2021 menjadi 2,4 persen per 2022. Lalu, NPF nett BSI juga turun dari 0,8 persen per 2021 menjadi 0,5 pada tahun lalu.
Sementara dari sisi pendanaan, BSI juga mencatat peningkatan dana simpanan wadiah berupa giro dan tabungan, yakni 13,28 persen yoy menjadi Rp66,01 triliun. Kemudian, dana investasi nonprofit sharing naik 11,06 persen ke angka Rp195,47 triliun.