Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wamen BUMN Sebut BRI (BBRI) dan BNI (BBNI) Akan Cabut dari BSI (BRIS), Investor Asing Masuk?

Kementerian BUMN memberi isyarat BRI (BBRI) dan BNI (BBNI) bakal cabut dari BSI (BRIS). Siapa yang akan menggantikan?
Nasabah bertransaksi di salah satu pusat anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Syariah Indonesia di Jakarta, Senin (9/1/2022). /Bisnis-Arief Hermawan P
Nasabah bertransaksi di salah satu pusat anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Syariah Indonesia di Jakarta, Senin (9/1/2022). /Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan porsi kepemilikan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) di PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) akan hilang. 

Dia menyebut bahwa nantinya kepemilikan saham publik atau free float di BSI akan terus bertambah. Kartika mengatakan bahwa saat ini saham publik di BSI hanya baru mencapai 9,91 persen.

“Kami ingin menambah float dari yang ada saat ini,” katanya setelah acara Global Islamic Finance Summit (GIFS) pada Rabu (15/2/2023).

Dalam upaya memperbesar porsi saham publik itu, dia mengatakan porsi kepemilikan saham BRI dan BNI di BSI akan hilang. Kartika mengungkapkan nantinya saham BRI dan BNI akan berkurang secara perlahan dari BSI. 

Meski demikian, dia mengatakan porsi saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) di BSI tetap bertahan. Bank Mandiri, menurutnya akan tetap menjadi pemegang saham pengendali dan pemerintah akan tetap memegang saham dwiwarna di BSI.

Sementara itu, seiring dengan keluarnya BRI dan BNI dari BSI, Kartika mengatakan bahwa ada peluang masuknya investor strategis.

“Ini akan dilihat komposisinya di pasar, BNI dan BRI exit, siapa yang akan gantikan, dan berapa size-nya?” ujarnya.

Kartika mengatakan bahwa ada sejumlah investor potensial yang bisa masuk menggantikan porsi kepemilikan BRI dan BNI di BSI. Seiring dengan target BSI untuk menjadi pemain global, maka investor asing pun mempunyai peluang besar.

Menurutnya, Kementerian BUMN memiliki target agar BSI jadi pemain di global ekosistem. 

Porsi Kepemilikan Saham BRI dan BNI

Setelah menjalankan aksi rights issue pada akhir tahun lalu, kepemilikan saham BRI dan BNI di BSI memang menjadi terdilusi.

Berdasarkan keterbukaan informasi, kepemilikan saham BRI di BSI sebelum rights issue mencapai 7.092.761.655 lembar saham atau 17,25 persen. Kemudian, setelah rights issue, kepemilikan saham BRI di BSI menciut menjadi 7.092.761.655 lembar saham atau 15,38 persen.

Menyusutnya kepemilikan saham BRI di BSI seiring dengan tidak masuknya BRI dalam prospektus aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue BSI akhir tahun lalu.

"Berkenaan dengan tidak dilaksanakannya hak memesan efek terlebih dahulu I PT Bank Syariah Indonesia Tbk." demikian keterangan tertulis dari manajemen BRI dikutip dari keterbukaan informasi bulan lalu.

Kepemilikan saham BNI di BSI juga mengalami penyusutan. BNI hanya mengeksekusi sebagian saham baru yang diterbitkan BRIS, yakni 500 juta saham dari porsi yang menjadi haknya sebanyak 1,24 miliar saham baru. Sisanya dialihkan kepada PT CIMB Sekuritas Indonesia.

Dengan begitu, kepemilikan saham BNI di BSI pun berubah dari 10.220.230.418 lembar saham atau 24,85 persen, menjadi 10.720.230.418 lembar saham atau 23,24 persen. 

Sementara itu, Bank Mandiri selaku pemilik saham pengendali telah melaksanakan seluruh hak rights issue. Bank Mandiri bahkan menambah kucuran modal ke BSI sebesar Rp76,29 miliar.

Porsi kepemilikan saham Bank Mandiri di BSI pun menjadi bertambah. Sebelum rights issue, Bank Mandiri mempunyai kepemilikan 20.905.219.379 lembar saham atau 50,83 persen. Setelah rights issue, porsi kepemilikan Bank Mandiri di BSI menjadi 23.740.608.436 lembar saham atau 51,47 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper