Bisnis.com, JAKARTA — Rencana penambahan kredit atau pembiayaan oleh rumah tangga diperkirakan meningkat. Hal ini seiring dengan momentum Ramadan yang jatuh pada pertengahan Maret 2023.
Berdasarkan Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan Januari 2023, yang dirilis Bank Indonesia (BI), peningkatan itu tecermin dari responden yang berencana menambah pembiayaan ke depan sebesar 6,9 persen, melesat dari bulan sebelumnya 4,6 persen.
Secara detail, sebanyak 0,9 persen responden rumah tangga yang disurvei bank sentral pada Januari lalu berencana menambah pembiayaan pada 3 bulan mendatang. Adapun, 2,2 persen lainnya berencana mengajukan kredit 6 bulan ke depan.
Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah mengatakan bahwa dampak momentum Ramadan akan berdampak besar terhadap tingkat konsumsi masyarakat.
“Oleh karena itu, permintaan pembiayaan khususnya pembiayaan untuk konsumsi akan juga tumbuh lebih tinggi, apalagi Lebaran kali ini dalam suasana PPKM [Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat] yang sudah dicabut,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (17/2/2023).
Terkait pembiayaan rumah tangga ke depan, bank umum diperkirakan masih menjadi sumber pembiayaan utama guna memenuhi kebutuhan kredit dengan pangsa 59,2 persen.
Baca Juga
Sementara itu, pembiayaan lain yang dipilih oleh responden rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan ke depan adalah leasing dengan pangsa 14 persen, koperasi memiliki pangsa 10,7 persen, bank perkreditan rakyat (BPR) 5,4 persen.
Pada tiga bulan mendatang, mayoritas jenis pembiayaan yang akan diajukan oleh rumah tangga adalah kredit multiguna dengan pangsa 70,3 persen, kemudian permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) 16,2 persen, dan kebutuhan kredit kendaraan bermotor (KKB) 8,1 persen.
Sementara itu, untuk kurun 6 bulan mendatang, kredit multiguna tetap menjadi pilihan responden untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan dengan pangsa 58,9 persen, sementara KPR dan KKB masing-masing mencapai 13,7 persen serta 16,8 persen.