Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Modal Asing Kabur Rp4,62 Triliun pada Pekan Ketiga Februari

Modal asing kabur Rp4,62 miliar dari pasar SBN dan sahan pada pekan ketiga Februari 2023. Ini data Bank Indonesia (BI).
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (11/11/2020). Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (11/11) ditutup melemah 0,2 persen atau 27,5 poin ke level Rp14.085 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (11/11/2020). Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (11/11) ditutup melemah 0,2 persen atau 27,5 poin ke level Rp14.085 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Bank indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan Indonesia mencapai Rp4,62 triliun pada pekan ketiga Februari 2023.

"Berdasarkan data transaksi 13-16 Februari 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp4,62 triliun," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi yang dikutip Bisnis, Sabtu (18/2/2023).

Jumlah aliran keluarnya modal asing itu masing-masing berasal dari surat berharga negara (SBN) sebesar Rp3,52 triliun dan dari pasar saham Rp1,10 triliun.

BI mencatat sepanjang 2023 atau sejak 1 Januari hingga 16 Februari 2023 aliran modal asing yang keluar dari SBN sebesar Rp45,4 triliun. Kemudian, aliran modal asing yang keluar dari pasar saham sebesar Rp1,37 triliun.

Selain itu, BI mencatat premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia 5 tahun turun dari level 89,30 basis poin (bps) per 10 Februari 2023 menjadi 88,73 bps per 16 Februari 2023.

Kemudian, BI melaporkan imbal hasil atau yield SBN 10 tahun pada Jumat (17/2/2023) turun ke level 6,70 persen.

Sementara itu, rupiah dibuka di level (bid) Rp15.170 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat pagi (17/2/2023), melemah dibandingkan penutupan pada Kamis (16/2/2023) di level (bid) Rp15.153 per dolar AS.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Erwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper