Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa neraca pembayaran Indonesia diperkirakan tetap baik sehingga mendukung ketahanan eksternal pada 2023.
Perry mengatakan, baiknya neraca pembayaran Indonesia (NPI) tersebut didukung oleh neraca transaksi berjalan yang masih berpotensi mencatatkan surplus.
“Prospek NPI 2023 diperkirakan tetap baik dengan transaksi berjalan yang terjaga dalam kisaran surplus 0,4 persen sampai dengan defisit 0,4 persen dari PDB,” katanya, pekan lalu.
Sejalan dengan itu, neraca transaksi modal dan finansial diperkirakan mencatat surplus, yang didukung oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk penanaman modal asing (PMA) dan investasi portofolio.
Perkembangan tersebut sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi nasional dan iklim investasi di dalam negeri yang tetap baik.
Perry menyampaikan, berdasarkan perkembangan terkini, neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 mencatatkan surplus yang cukup tinggi sebesar US$3,87 miliar, dipengaruhi oleh kinerja ekspor nonmigas yang tetap kuat.
Aliran masuk modal asing di pasar keuangan domestik juga meningkat, tecermin dari investasi portofolio yang mencatatkan net inflows sebesar US$6,0 miliar hingga 14 Februari 2023.
Di samping itu, posisi cadangan devisa Indonesia akhir Januari 2023 meningkat menjadi UUS$139,4 miliar, setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Perry juga memperkirakan NPI pada 2022 akan mencatatkan surplus, yang ditopang oleh surplus transaksi berjalan pada kisaran 0,4-1,2 persen dari PDB, di tengah defisit transaksi modal dan finansial akibat tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.