Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Profil CEO Silicon Valley Bank Greg Becker

Greg Becker kini menjadi pusat perhatian dunia, karena perusahaan yang dipimpinnya yakni Silicon Valley Bank tutup.
CEO Silicon Valley Bankk Greg Becker/The Economist
CEO Silicon Valley Bankk Greg Becker/The Economist

Bisnis.com, JAKARTA – Greg Becker Chief Executive Officer Silicon Valley Bank (SVB) kini menjadi perbincangan hangat di ekonomi global, sebab perusahaan yang dia pimpin kini telah tutup.

Dilansir dari web Silicon Valley Bank, Senin (13/3/2023), Becker merupakan salah satu lulusan dari Universitas Indiana dengan gelar sarjana bisnis. Setamatnya dari universitas, dia bekerja di bank yang masuk dalam kelompok perusahaan tradisional.

Namun, saat manajernya pindah untuk bekerja di Silicon Valley Bank, Becker pun mengikuti jejak bosnya. Beruntungnya, pada 2011, dia terpilih menjadi presiden sekaligus CEO dari SVB Financial Group (SIVB.O).

Setelah memimpin perusahaan selama 12 tahun, nasib buruk tidak bisa dihindari. SVB tiba-tiba berhenti karena regulator perbankan California memutuskan untuk menutup Silicon Valley Bank. 

Pada 24 jam sebelum regulator penutup perusahaannya, Becker menghubungi klien dan memastikan mereka bahwa uang mereka aman di bank.

Dilansir dari Reuters, pada hari itu, eksekutif SVB menunjukkan pesan video pada karyawan dan mengakui bahwa perusahaan sedang dalam posisi yang sangat sulit sangat sulit, bahkan 48 jam menuju keruntuhan.

"Dengan sangat berat hati saya kepada semua karyawan yang ada di Silicon Valley Bank tentang  kondisi ini. Saya tahu, kalian semua bertanya tentang nasib pekerjaan di masa depan,” ungkapnya kepada  karyawannya.

Sebelum menjadi presiden sekaligus CEO, SVB Financial Group, Becker turut serta dalam mendirikan SVB Capital, cabang investasi perusahaan. Becker juga sempat menjabat sebagai ketua Silicon Valley Leadership Group dari 2014 hingga 2017.

Salah satu penyebab terbesar kebangkrutan SVB adalah beratnya tekanan yang dihadapi perusahaan akibat tak mampu mengimbangi kenaikan suku bunga yang cukup agresif dari The Fed, Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Akibatnya, obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan kehilangan harga hingga ratusan miliar dolar AS dan menciptakan kepanikan di kalangan investor. 

Sementara itu, SVB mengambil puluhan miliar dolar AS dari klien modal ventura dengan karena meyakini suku bunga The Fed tetap stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper