Bisnis.com, JAKARTA — Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan melaporkan bahwa kepesertaan telah mencapai 252,17 juta jiwa per 1 Maret 2023. Artinya 90,79 persen dari total penduduk Indonesia telah menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS)
"Pertama kepesertaan terus meningkat dari tahun ke tahun sampai 1 Maret 2023 tercatat perlindungan kepesertaan program JKN-KIS mencapai 252,17 juta jiwa atau 90,79 persen dari total penduduk di Indonesia [277,7 juta jiwa]," kata Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti, dalam acara Pemberian Penghargaan Universal Coverage (UHC) oleh Wakil Presiden kepada Pemerintah Daerah (Pemda) di Balai Sudirman, Jakarta, Selasa (14/3/2023).
Ghufron mengatakan bahwa capaian tersebut menjadikan program JKN KIS sebagai program jaminan terbesar di dunia dengan skema tunggal terintegrasi. Bahkan menurutnya Indonesia mampu mengalahkan Eropa dan Amerika yang mampu membutuhkan waktu 20 sampai 127 tahun untuk total kepesertaan sebanyak itu.
"Maka Indonesia menjadi negara cakupan [kepesertaan] tercepat melalui 10 tahun kepesertaan memenuhi target 250 juta [jiwa]," kata Ghufron.
Ghufron menambahkan ada 22 Provinsi, 334 Kabupaten dan Kota yang telah memenuhi Universal Health Coverage (UHC) atau kepesertaan lebih dari 95 persen penduduk sampai 1 Maret 2023. Mereka telah mendaftarkan penduduknya dalam segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) Pemda pada program JKN-KIS.
Adapun 22 provinsi tersebut yakni Aceh, Kepulauan Bangka Belitung, Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Papua, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Bengkulu, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Barat Daya.
Baca Juga
Sebelumnya, total kepesertaan JKN mencapai 248.771.083 jiwa pada Kuartal IV 2022. Perinciannya yakni Penerima Bantuan Iuran (PBI) mencapai 151.798.726 jiwa dengan perincian PBI APBN 111.035.093 jiwa, dan PBI APBD 40.763.633 jiwa. Sementara itu untuk peserta non PBI 96.972.357 jiwa.
Sementara itu, perincian total iuran pada 2022 totalnya yang mencapai Rp144 triliun dengan rincian PBI APBN Rp46 triliun, PBI APBD Rp16,6 triliun, dan non PBI Rp81,5 triliun.
Adapun kelompok yang paling banyak memanfaaatkan pelayanan kesehatan dengan biaya terbesar adalah kelompok PBI. Tercatat jumlah kasus pemanfaatannya lebih dari 31 juta dengan biaya lebih dari Rp27,5 triliun.