Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awas! Krisis Silicon Valley Bank Picu Outflow dan Tekanan ke Rupiah

Bank Indonesia (BI) mengingatkan krisis akibat bangkutnya Silicon Valley Bank bisa memicu outflow dan tekanan ke nilai tukar rupiah.
Seorang pekerja (tengah) memberi tahu orang-orang bahwa kantor pusat Silicon Valley Bank ditutup pada hari Jumat (10/3/2023) di Santa Clara, California. SVB ditutup pagi itu oleh regulator California dan berada di bawah kendali Federal Deposit Insurance Corporation AS. Dok Fortune
Seorang pekerja (tengah) memberi tahu orang-orang bahwa kantor pusat Silicon Valley Bank ditutup pada hari Jumat (10/3/2023) di Santa Clara, California. SVB ditutup pagi itu oleh regulator California dan berada di bawah kendali Federal Deposit Insurance Corporation AS. Dok Fortune

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa kebangkrutan Silicon Valley Bank bersama dengan Silvergate Bank dan Signature Bank tidak berdampak langsung pada industri perbankan di Indonesia. Meski demikian, dia menilai situasi tersebut bisa memicu capital outflow hingga tekanan ke rupiah. 

“Risiko dampak langsung hampir nol karena sebagian besar bank-bank tidak menanamkan dananya pada tiga bank ini, bukan merupakan deposan dari ketiga bank ini, apalagi bank-bank Indonesia jarang kepemilikannya pada US Treasury,” katanya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur, Kamis (16/3/2023).

Namun demikian, Perry mengatakan bahwa dampak rambatan dari kasus kebangkrutan tiga bank tersebut perlu tetap diwaspadai karena pengaruhnya terhadap persepsi dan ekspektasi pasar.

Persepsi negatif dari pasar tersebut telah memicu gejolak di pasar keuangan global dalam sepekan terakhir. Dampak rambatan ini juga telah memicu keluarnya aliran modal asing dari negara berkembang dan memberikan tekanan pada nilai tukar mata uang di banyak negara, termasuk Indonesia.

“Dampak dari persepsi ini yang kemudian investor global persepsi risikonya negatif menyebabkan outflow dan memberi tekanan ke nilai tukar rupiah. Persepsi ini yang harus dikelola,” kata dia.

BI mencatat aliran masuk modal asing di pasar keuangan domestik khususnya investasi portofolio secara kumulatif sejak awal tahun hingga 14 Maret 2023 mencapai US$3,0 miliar, meski terjadi outflow pada Maret 2023 sejalan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Sejalan dengan itu, secara year-to-date, nilai tukar Rupiah pada 15 Maret 2023 tercatat menguat 1,32 persen dari level akhir Desember 2022. Namun, secara point-to-point dibandingkan dengan level akhir Februari 2023, rupiah pada 15 Maret 2023 sedikit terdepresiasi sebesar 0,75 persen.

Oleh karena itu, Perry menyatakan bahwa BI akan terus mengupayakan langkah stabilisasi nilai tukar rupiah dengan melakukan intervensi sambil memastikan persepsi pasar kembali baik.

Dia optimistis nilai tukar rupiah secara fundamental akan menguat sejalan dengan ketahanan stabilitas sistem keuangan Indonesia. 

“BI terus mengelola persepsi ini dengan menstabilkan kurs, memastikan nilai tukar rupiah kita stabil, melakukan intervensi dan melakukan koordinasi dengan Kemenkeu, OJK, dan LPS untuk memastikan itu semua dalam kondisi yang terkendali,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper