Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiga Bank AS Bangkrut, Ini Perhitungan Bos Citigroup

Dalam dua pekan terakhir dua bank AS runtuh, yakni Silicon Valley Vank dan Signature Bank.
Gedung Citigroup./Chris J Ratcliffe - Bloomberg
Gedung Citigroup./Chris J Ratcliffe - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - CEO Citigroup Inc. (C.N), Jane Fraser optimis sistem perbankan AS masih dalam kondisi yang cukup sehat di tengah ambruknya Silvergate Bank, Silicon Valley Bank, hingga Signature Bank.

Dalam agenda Economic Club of Washington D.C., Fraser juga menyoroti sejumlah bank besar dan bank regional di AS sejauh ini masih memiliki permodalan yang baik.

"Ini bukan krisis kredit. Ini adalah situasi di mana beberapa bank memiliki beberapa masalah, dan lebih baik untuk memastikan bahwa kita mengatasi masalah-masalah tersebut sejak awal," jelasnya, dikutip dari Reuters, Kamis (23/3/2023).

Sebagaimana diketahui sebelumnya, dalam dua pekan terakhir dua bank AS runtuh. Kemudian disusul Credit Suisse Group AG (CSGN.S) yang diambil alih oleh saingannya dari Swiss, UBS Group AG (UBSG.S).

Terbaru, bank pemberi pinjaman terbesar di AS setuju untuk menyetor US$30 miliar pada First Republic Bank (FRC.N). Meskipun Citi tidak tertarik untuk membeli First Republic, Citi sebagai bank pemberi pinjaman terbesar keempat di AS turut memberikan kontribusi sebesar US$5 miliar.

Fraser menambahkan, langkah untuk menopang First Republic adalah sebuah pertunjukan persatuan yang belum pernah terjadi sebelumnya di antara raksasa-raksasa perbankan yang biasanya merupakan pesaing sengit.

"Kami biasanya mencoba dan saling mengalahkan dalam berbagai kesepakatan yang kami coba lakukan. Namun dalam kasus ini, ini adalah kasus di mana kami berada di posisi yang kuat, kami ingin menghentikan apa yang bisa menjadi masalah." jelasnya.

Namun demikian, rupanya upaya penyelamatan tersebut masih belum mampu memantik gairah harga saham First Republic kembali melejit. Pada perdagangan Rabu (21/3/2023) harga saham FRC.N terpantau kembali ambrol 15,5 persen menyentuh level US$13,33.

Bayang-bayang anjloknya saham First Republic Bank masih terus bergulir usai Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Yellen Janet belum bisa memberikan kepastian atas proses pengasuransian seluruh dana deposito nasabah di FRC.N. 

Bahkan, analis Morgan Stanley memperkirakan skenario terburuk bahwa saham First Republic akan merosot ke level terendah senilai US$1. 

Kendati angin segar belum bergulir kencang pada industri perbankan global, Fraser memuji tindakan cepat yang diambil oleh regulator AS untuk menghentikan kegagalan bank yang menimpa Silicon Valley Bank dan Signature Bank pada awal bulan ini agar tidak menyebar lebih luas.

"Sangatlah penting untuk melindungi para deposan. Sistem perbankan di mana pun di seluruh dunia bergantung pada kepercayaan, dan kepercayaan itu haruslah pada keselamatan dan keamanan simpanan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alifian Asmaaysi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper