Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Obligasi AT1 Credit Suisse Resmi Menuntut Regulator Swiss

Langkah regulator Swiss pada pertengahan Maret ini membuat marah pemegang obligasi yang mengira mereka akan lebih terlindungi.
Gedung kantor Credit Suisse Group AG pada malam hari di Bern, Swiss./Bloomberg.
Gedung kantor Credit Suisse Group AG pada malam hari di Bern, Swiss./Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA – Pemegang obligasi AT1 Credit Suisse yang mewakili US$4,5 miliar dari total US$17 miliar, resmi mengajukan gugatan terhadap regulator perbankan Swiss.

Seperti diketahui, aksi akuisisi penyelamatan Credit Suisse oleh UBS Group pada Maret lalu berdampak signifikan terhadap pemegang obligasi additional tier one (AT1) yang diterbitkan Credit Suisse. Sebab, menurut regulator keuangan Swiss, Finma, obligasi AT1 senilai 16 miliar franc Swiss ini akan terkena write off atau hapus buku.

Mengutip Reuters, Jumat (21/4/2023) berdasarkan laporan Financial Times, pemegang obligasi AT1 Credit Suisse menilai Finma bertindak tidak konstitusional ketika memerintahkan Credit Suisse untuk membatalkan utang AT1.

Langkah regulator Swiss pada pertengahan Maret ini membuat marah pemegang obligasi yang mengira mereka akan lebih terlindungi daripada pemegang saham dalam kesepakatan penyelamatan Credit Suisse oleh UBS.

Adapun gugatan itu diajukan oleh firma hukum Quinn Emanuel di kota St. Gallen di Swiss timur pada Rabu (19/4/2023) waktu setempat.

Menurut pernyataan Quinn Emanuel, kelompok pemegang obligasi memegang persentase signifikan dari total nilai nominal obligasi AT1 Credit Suisse.

Investor Jepang

Pada bagian lain, Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengatakan investor Jepang tercatat sebagai pemegang sekitar 140 miliar yen atau setara US$1 miliar obligasi AT1 Credit Suisse Group AG yang terkena write off.

Saat jumpa pers di Tokyo pada Jumat (21/4/2023) waktu setempat, Suzuki menegaskan, sangat disesalkan bahwa dampak dari krisis Credit Suisse memengaruhi investor di Jepang. Perusahaan sekuritas harus melakukan segala upaya untuk menangani pelanggan mereka dengan hati-hati.

Di Jepang, klien kaya dari perusahaan sekuritas Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. dan Morgan Stanley kehilangan 95 miliar yen pada surat utang AT1 tersebut, Bloomberg melaporkan minggu lalu. Sementara klien Mizuho Financial Group Inc. kehilangan lebih dari 4 miliar yen pada instrumen tersebut, sementara pelanggan Daiwa Securities Group Inc. kehilangan kurang dari 1 miliar yen.

Badan Jasa Keuangan (FSA) menentukan jumlah investasi Jepang dalam surat utang Credit Suisse AT1 setelah memeriksa dengan berbagai perusahaan sekuritas domestik dan luar negeri.

FSA ingin broker memberikan penjelasan menyeluruh kepada klien yang terkena dampak dan menangani keluhan dengan hati-hati, kata pejabat itu kepada Bloomberg, yang meminta untuk tidak diidentifikasi sesuai dengan kebijakan agensi. Para pialang mungkin juga perlu memeriksa apakah proses penjualan mereka telah sesuai prosedur.

Sebagai informasi, obligasi AT1 yang juga dikenal sebagai kontingen konversi atau obligasi CoCo, dianggap sebagai utang paling berisiko yang dijual oleh bank. Hal itu lantaran surat utang dirancang untuk menimbulkan kerugian pada pemegang obligasi atau diubah menjadi ekuitas jika rasio modal pemberi pinjaman turun di bawah tingkat yang telah ditentukan. Regulator juga dapat menghapusnya jika sebuah bank mulai kolaps.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper