Bisnis.com, JAKARTA – Dua bank pelat merah yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) telah melaporkan kinerja moncer layanan digital mereka pada awal tahun atau kuartal I/2023.
BNI misalnya mencatatkan nilai transaksi digital di BNI Mobile Banking sebesar Rp252 triliun per kuartal I/2023, tumbuh 52,7 persen secara tahunan (year on year/yoy).
BNI juga mencatat jumlah transaksi di BNI Mobile Banking tumbuh 52 persen yoy menjadi 193 juta transaksi. Sementara jumlah pengguna layanan digital itu mencapai 14,26 juta atau naik 24,3 persen yoy.
Selain dengan BNI Mobile Banking, BNI juga mengembangkan layanan digital untuk segmen wholesale yakni BNIDirect. Layanan itu berfungsi menunjang transaksi bisnis nasabah dan debitur nonperorangan secara digital.
Pada kuartal I/2023, jumlah pengguna BNIDirect juga tumbuh 32,9 persen yoy menjadi 102 ribu pengguna. Volume transaksi ikut tumbuh 27,3 persen yoy menjadi Rp1.583 triliun. Kemudian, jumlah transaksi naik 25,3 persen yoy, mencapai 203 juta transaksi.
Begitu juga dengan Bank Mandiri yang mencatatkan perkembangan pesat layanan digitalnya. Platform Livin’ by Mandiri telah mengelola hampir 600 juta transaksi hingga kuartal I/2023, meningkat 45 persen yoy dengan jumlah pengunduh menembus 25 juta sejak diluncurkan.
Baca Juga
Sementara itu, nilai transaksi Livin’ by Mandiri pada kuartal I/2023 telah menembus Rp725 triliun yang juga tumbuh sebesar 45 persen yoy.
Bank Mandiri juga mempunyai layanan digital untuk segmen wholesale, yakni Kopra by Mandiri. Layanan digital itu telah mengelola lebih dari Rp4.834 triliun transaksi hingga kuartal I/2023 atau tumbuh 19 persen yoy.
Lebih lanjut, pertumbuhan pengguna Kopra by Mandiri juga dilaporkan meningkat lebih dari 2,5 kali lipat dalam satu tahun terakhir menjadi 98,5 ribu pengguna per akhir Maret 2023.
Moncernya kinerja layanan digital kedua perseroan mampu berkontribusi terhadap keuntungan yang diraup awal tahun ini. Melalui layanan digital, BNI berhasil memperoleh pendapatan berbasis komisi atau fee based income Rp2,28 triliun, tumbuh 8,57 persen yoy pada kuartal I/2023.
Emiten bank berkode BBNI pun berhasil membukukan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp5,2 triliun pada kuartal I/2023, naik 31,8 persen yoy.
Begitu juga dengan Bank Mandiri yang mampu meraup fee based income Rp4,7 triliun, naik 19,89 persen yoy pada awal tahun. Fee based income yang diantaranya didapat dari moncernya kinerja layanan digital itu mampu mengerek laba 25,2 persen yoy menjadi Rp12,6 triliun pada kuartal/2023.
Kuda-Kuda Digitalisasi Ala BBNI dan BMRI
Kedua bank berpelat merah ini memang gencar mengembangkan layanan digital mereka tahun ini. Bank Mandiri misalnya menyiapkan kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) untuk belanja IT senilai Rp2,5 triliun tahun ini.
Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri Timothy Utama menuturkan anggaran capex tersebut akan digunakan untuk pengembangan penggunaan data analytic dan artificial intelligence dalam membantu keputusan serta melakukan personalisasi layanan nasabah.
"Untuk inisiatif open banking demi memperluas akses nasabah terhadap produk-produk bank melalui ekosistem eksternal dengan menggabungkan third party platform yang bekerja sama dengan fintech dan e-commerce," katanya beberapa waktu lalu.
Menurutnya, alokasi belanja tersebut telah sesuai dengan ekspansi bisnis perseroan dalam mengembangan produk layanan digital. Perseroan akan berkomitmen melakukan investasi pada bidang teknologi guna mendorong kapabilitas BMRI dalam menghadirkan sejumlah fitur-fitur digital.
Selain itu, Bank Mandiri juga menyusun strategi untuk mengurangi ketergantungan kepada para pihak ketiga dalam mengembangkan produk-produk perbankan digital secara end-to-end.
"Untuk memberikan customer digital experience terbaik di channel kita yang saat ini untuk dapat mendukung lifestyle digital nasabah akan terus kami kembangkan tanpa henti," jelasnya
Lebih lanjut, untuk mendukung ekosistem layanan digital perseroan, dalam waktu dekat BMRI juga akan meluncurkan layanan buy now pay later (BNPL) dalam super apps Livin' by Mandiri. Fitur baru tersebut rencanannya diluncurkan pada kuartal II/2023.
Tak mau kalah, BNI juga berancang-ancang mengembangkan sejumlah layanan digitalnya pada 2023.
Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengatakan tahun ini BNI akan terus mengembangkan infrastruktur teknologi serta inovasi digital dalam rangka peningkatan kemampuan transaksional, terutama pada aplikasi BNI Mobile Banking. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang beragam.
“Secara umum, 2023 diprediksi sebagai tahun yang penuh tantangan. Namun kami optimistis dalam meningkatkan kinerja khususnya dalam menjadikan BNI sebagai top-of-mind transactional bank secara berkelanjutan,” ujarnya.
Salah satu bentuk pengembangan layanan digital BNI adalah dengan membuat fitur baru di aplikasi BNI Mobile Banking, di antaranya DigiBond dan FX Mobile. Kedua fitur itu berfungsi dalam memudahkan transaksi dan investasi nasabah.
Kemudian, BNI menjalankan perluasan kerja sama di layanan digitalnya melalui platform open application programming interface (API). Tujuannya untuk memperluas ekosistem bisnis dan meningkatkan customer experience.
Selain itu, pengembangan open API dinilai mampu mendongkrak pendapatan nonbunga, seperti fee based income.