Bisnis.com, JAKARTA — PT Perta Life Insurance (PertaLife Insurance) telah mencatatkan pertumbuhan laba bersih hingga 48,08 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp72,49 miliar sepanjang 2022.
Pada 2021, asuransi jiwa yang sebagian besar sahamnya dimiliki Dana Pensiun Pertamina (71,39 persen) memperoleh laba bersih Rp48,95 miliar. Bahkan perolehan laba tersebut tertinggi sepanjang 37 tahun perusahaan berdiri.
Meskipun mencatatkan kinerja yang baik, perusahaan masih memasang target konservatif pada tahun ini. PertaLife menargetkan perolehan laba bersih yakni Rp58,16 miliar pada 2023.
“Pada 2023 di samping ada faktor-faktor ketidakpastian yang masih sangat tinggi. Kami juga mencadangkan kewajiban yang akan dicatatkan perusahaan lebih besar sehingga laba bersih yang kita canangkan pada 2023 lebih konservatif dibandingkan 2022,” kata Direktur Pemasaran PertaLife Insurance Haris Anwar dalam acara Halabihalal dan Konferensi Pers Kinerja Pertalife Insurance Tahun Buku 2022, Jumat (19/5/2023).
Kendati demikian, Haris menegaskan situasi tersebut sifatnya dinamis. Pihaknya tetap berusaha dan membuat strategi supaya bisa melebihi target atau pencapaian yang dicatatkan pada 2022.
Hanya memang, lanjut dia, pihaknya melihat ketidakpastian pada 2023 itu masih sangat besar, sehingga dari hasil invetasinya pihaknya tidak terlalu agresif untuk mencoba mendapatkan hasil yang lebih besar lagi dari tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga
Namun, Haris menambahkan pihaknya masih melihat peluang untuk memperbesar kue perusahaan, dalam hal ini market share dengan perusahaan sejenis.
“Karena di pasar captive itu saat ini yang kita gali potensinya baru 9 persen, berarti masih sangat besar potensi yang kita kejar di tahun 2023 dan seterusnya,” imbuh dia.
Adapun dari sisi pendapatan premi pihaknya masih agresif dengan target mencapai Rp1 triliun. Angka tersebut meningkat 45,6 persen dari tahun sebelumnya yakni Rp686,52 miliar.
Untuk mencapai target tersebut pihaknya memiliki beberapa strategi di antaranya yakni meningkatkan pelayanan yang lebih baik dengan memperkuat sistem di dalam proses bisnis. Termasuk dengan mengembangkan bisnis secara digital dan lebih terukur.
Dari produk, lanjut Haris, pihaknya juga mengajukan beberapa permohonan perizinan baru yang akan dirilis tahun ini.
“Saat ini prosesnya berjalan di OJK dan kami berharap pada saatnya kami mendapatkan izin, kami memasarkan varian produk yang baru sesuai kebutuhan pasar,” katanya.
Tidak hanya itu pihaknya juga menyiapkan infrastruktur untuk mengimplementasikan PSAK 74 dan 71 pada kuartal IV/ 2023. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan pada 2022, PertaLife mencatatkan jumlah pendapatan mencapai Rp793 miliar pada 2022. Sementara itu laba setelah pajak yakni Rp72,49 miliar.
Jumlah aset yang dimiliki perusahaan mencapai Rp2,3 triliun per Desember 2022. Adapun jumlah liabilitas yang ditanggung yakni Rp1,9 triliun. Di sisi lain, ekuitas yang ditanggung yakni Rp422 miliar. Tingkat Risk Based Capital (RBC) yang dicapai perusahaan yakni 276,92 persen atau di atas ambang batas oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni 120 persen.