Bisnis.com, JAKARTA — Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali mencatatkan pertumbuhan laba bersih pada semester pertama 2025. Laba tahun berjalan yang dibukukan mencapai Rp642,28 miliar, meningkat 17,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp545,84 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan Harian Bisnis Indonesia, Kamis (10/7/2025), kinerja moncer ini ditopang oleh pendapatan bunga sebesar Rp1,78 triliun, naik 7,65% dari Rp1,65 triliun pada semester I/2024.
Meski terdapat kenaikan beban bunga sebesar 8,31% menjadi Rp542,8 miliar, BPD Bali masih membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp1,23 triliun, tumbuh 7,36% dari sebelumnya Rp1,15 triliun.
BPD Bali tidak mencatatkan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment loss) per Juni 2025. Padahal tahun lalu, impairment loss tercatat sebesar Rp65,47 miliar. Hal ini mencerminkan adanya perbaikan signifikan dalam kualitas aset dan manajemen risiko kredit bank.
Dari sisi operasional, BPD Bali mencatatkan beban tenaga kerja sebesar Rp464,98 miliar dan beban operasional lainnya Rp485,62 miliar. Meskipun beban meningkat, efisiensi tetap terjaga tercermin dari penurunan rasio BOPO menjadi 61,38% dari sebelumnya 65,95%.
Fungsi intermediasi BPD Bali juga menunjukkan pertumbuhan solid. Total kredit yang disalurkan mencapai Rp24,14 triliun per Juni 2025, naik 9,72% dari Rp22 triliun pada tahun sebelumnya. Di sisi lain, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun mencapai Rp33,74 triliun, naik 6,57% dari Rp31,65 triliun.
Baca Juga
Sejalan dengan pertumbuhan intermediasi, total aset BPD Bali naik menjadi Rp40,41 triliun, tumbuh 8,85% dari posisi Rp37,12 triliun. Pencadangan atas kredit disalurkan tercatat sebesar Rp1,24 triliun, sedikit menurun dibandingkan beban pencadangan tahun lalu Rp1,28 triliun
Kinerja keuangan BPD Bali menunjukkan tren positif per Juni 2025 jika dilihat dari rasio kinerja perusahaan. BPD Bali mencatatkan sejumlah perbaikan dari sisi kualitas aset, efisiensi operasional, hingga penguatan permodalan jika dibandingkan dengan posisi pada Juni 2024.
Dari sisi kualitas aset, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross turun menjadi 0,90% dari 1,32%, sedangkan NPL net menjadi hanya 0,01% dari 0,03%. Penurunan ini sejalan dengan rasio aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif yang membaik menjadi 0,56% dari sebelumnya 0,81%.
Efisiensi operasional bank juga menunjukkan perbaikan. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) turun menjadi 61,38% dari 65,95%. Sementara itu, rasio Return on Asset (ROA) meningkat menjadi 3,89% dari 3,64%, dan Return on Equity (ROE) pada level 28,09%.
Meskipun Net Interest Margin (NIM) turun menjadi 6,53% dari 6,64%, bank tetap menunjukkan profitabilitas yang solid. Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat meningkat menjadi 71,55% dari 69,50%, mencerminkan penyaluran kredit yang lebih agresif namun tetap dalam batas wajar.
Adapun rasio permodalan atau Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) BPD Bali meningkat signifikan menjadi 27,71% pada Juni 2025 dari 24,27% pada periode yang sama tahun sebelumnya.