Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) diterpa kabar tak sedap terkait dengan dugaan kebocoran data nasabah. Namun, BSI mengklaim kepercayaan nasabah yang tercermin dari dana pihak ketiga (DPK) mereka masih terkendali dengan baik.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan pada Selasa (16/5/2023) BSI mencatatkan peningkatan penghimpunan DPK harian. Berdasarkan rekapitulasi dari 1.132 kantor cabang BSI di Indonesia, total nilai setoran tunai yang dilakukan oleh nasabah mencapai Rp981,59 miliar dengan transaksi tunai mencapai 40.142 transaksi.
Nilai ini tumbuh dibandingkan pencapaian sehari sebelumnya, Senin (15/5/2024), di mana total volume transaksi tercatat Rp637,69 miliar.
BSI juga mencatatkan pembukaan rekening baru mencapai 6.737 rekening, naik dua kali lipat dibanding hari sebelumnya sebanyak 3.670 rekening.
Kemudian, setoran nasabah institusi dan mitra bayar BSI mencapai Rp33,11 miliar dengan 1.494 transaksi pada Selasa (16/5/2023), tumbuh dibandingkan hari sebelumnya sebanyak Rp18,26 miliar dengan 1.307 transaksi.
Dia mengatakan data tersebut menggambarkan kenaikan dan tingkat kepercayaan nasabah terhadap BSI cenderung baik meskipun sempat adanya gangguan layanan pada 8 Mei 2023 lalu hingga muncul dugaan serangan siber.
Untuk menarik daya tarik nasabah, BSI memberikan promo pada fitur BI Fast. Promo tersebut berupa biaya transfer spesial Rp5 per transaksi mulai 19 Mei 2023 hingga 31 Mei 2023.
Promo dapat diakses melalui BSI Mobile, Netbanking, CMS dan teller di kantor cabang BSI seluruh Indonesia. “Apresiasi ini ditujukan untuk seluruh nasabah BSI yang setia mendukung hingga saat ini transaksi telah berjalan normal di seluruh channel layanan," kata Hery dalam keterangan tertulis pada Sabtu (20/5/2023).
Berdasarkan laporan keuangan, pada kuartal I/2023 BSI sendiri mencatatkan penghimpunan DPK sebesar Rp269,26 triliun, tumbuh 12,88 persen secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini didominasi oleh tabungan wadiah yang mencapai Rp43,53 triliun.
Awal pekan ini, BSI memang diterpa kabar dugaan kebocoran data nasabah oleh kelompok ransomware LockBit di situs dark web. Total data yang dibocorkan mencapai 1,5 TB mencakup data nasabah dan karyawan BSI.
Data yang disebar hanya sebagian kecil, sementara data-data penting lainnya akan digunakan dalam eksploitasi selanjutnya.
Dalam tangkapan layar yang dibagikan di akun Twitter @darktracer_int, terdapat sejumlah data manajemen perseroan mulai dari regional chief executive officer (RCEO) hingga sekretaris perseroan. Ada juga sejumlah dokumen internal mulai dari retail banking data backup hingga database dokumen syarat akad tertanggal 19 April 2022.
Pada pekan sebelumnya, layanan di BSI juga mengalami gangguan selama empat hari sejak 8 Mei 2023 hingga 11 Mei 2023.
Corporate Secretary BSI Gunawan A. Hartoyo menjelaskan setelah gangguan layanan sejak 8 Mei 2023, BRIS melakukan penelusuran dan menemukan indikasi adanya serangan siber. Perseroan juga melakukan assessment atau audit forensik terhadap insiden serangan siber itu.
"Perseroan melakukan berbagai langkah penanganan sesuai protokol penanganan insiden siber yang berlaku, dilanjutkan dengan upaya pemulihan layanan kepada nasabah," katanya pada Rabu (17/5/2023).