Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Armand Hartono membagikan kiat-kiatnya dalam berinvestasi secara aman agar dana tidak tergerus inflasi.
Armand mengatakan langkah pertama dalam berinvestasi adalah mengenali kemampuan keuangan sendiri. "Kalau sudah pasti dapat penghasilan, semakin besar penghasilannya, dan benefit kehidupan ter-cover, kita memiliki keleluasaan untuk memilih opsi investasi," ujarnya dalam acara Celoteh Investasi di Instagram @goodlifebca pada Selasa (30/5/2023).
Kemudian, menentukan profil risiko atas masing-masing jenis investasi. "Jangan terbuai investasi dengan return yang tinggi. Apapun yang return tinggi, risikonya juga tinggi," ujarnya.
Dia memberi contoh, pasar saham akan lebih volatile dibandingkan dengan pasar uang dan pasar obligasi.
Apabila terbuai dengan jenis investasi return tinggi, harus siap dengan risiko yang dihadapi. "Banyak skema penipuan seperti ponzi. Sampai satu saat investasinya itu meledak, orangnya kabur, semuanya hilang. Itu paling banyak terjadi," ujarnya.
Skema ponzi merupakan modus investasi bodong yang menjanjikan keuntungan besar kepada investor. Padahal, keuntungan itu bukan berasal dari kegiatan operasi perusahaan, tetapi dari investor selanjutnya yang dijalankan dengan cara perekrutan anggota baru.
Selain itu, pewaris tahta konglomerat Grup Djarum itu mengingatkan agar berinvestasi secara sederhana untuk pemula. "Konservatif terlebih dahulu, pentingkan investasi dengan dicicil, sedikit-sedikit, sebisanya saja," ujarnya.
Armand mengatakan upaya investasi perlu dilakukan dengan matang agar untung dan tidak malah menjadi buntung. Apalagi, jumlah investor yang berinvestasi pada sejumlah instrumen terus bertumbuh.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sepanjang 2022, jumlah single investor identification (SID) naik 37,53 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 10,3 juta investor.
Di BCA sendiri, dana kelolaan investasi pada layanan wealth management mencapai lebih dari Rp130 triliun pada 2022. BCA sendiri mengembangkan layanan wealth management mereka secara digital. Pada platform MyBCA, perseroan menambahkan fitur wealth management bernama Welma.
Fitur tersebut bisa dimanfaatkan untuk transaksi produk investasi reksa dana dan obligasi pasar sekunder. "Produk yang relatif konservatif dan aman," kata Armand.