Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMN Turun Rp1 Triliun, Indonesia Re Buka Suara

PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re buka suara soal penyertaan modal negara (PMN) yang turun Rp1 triliun.
Logo Indonesia RE
Logo Indonesia RE

Bisnis.com, JAKARTA— PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re akan mendapatkan suntikan dana atau penyertaan modal negara (PMN) Rp1 triliun pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023. Angka tersebut turun apabila dibandingkan dengan yang diusulkan pada tahun lalu, yakni Rp3 triliun. 

Direktur Utama Indonesi Re Benny Waworuntu mengatakan pihaknya memang menyampaikan permohonan Rp3 triliun untuk tahun ini. Namun karena Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki sejumlah badan usaha yang membutuhkan penguatan permodalan, angkanya kemudian  didiskusikan dan disampaikan kepada Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). 

“Dalam hal ini kelihatannya pemerintah memiliki prioritas lain yang lebih penting dan mendesak. Namun demikian Kementerian BUMN tetap berkomitmen untuk mendukung, sehingga dikasih [modal] walaupun lebih sedikit,” kata Benny saat berbincang dengan media di Jakarta Pusat, Kamis (8/6/2023). 

Benny menjelaskan bahwa penambahan modal tersebut berasal dari cadangan invetasi. Dia menambahkan penyertaan modal negara (PMN) tersebut nantinya bukan digunakan untuk belanja modal, tetapi untuk memperkuat permodalan. 

Permodalan tersebut juga dapat meningkatkan kesehatan perusahaan, sehingga tingkat Risk Based Capital (RBC) naik. 

“Kalau misalkan [PMN] Rp3 triliun itu RBC-nya bisa mencapai 300 persen atau 400 persencontohnya, tapi kalau dengan Rp1triliun mungkin 200 persen, itu bagus tetap,” katanya. 

Adapun, RBC Indonesia Re kini berada pada tingkat 130 persen atau sedikit lebih tinggi dibandingkan ambang batas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni 120 persen. Peningkatan RBC tersebut juga akan ditopang oleh perkembangan organik perusahaan atau transformasi. 

Sebelumnya saat dihubungi Bisnis, Benny menyebutkan bahwa dengan permodalan yang kuat, Indonesia Re juga mampu menangani risiko di dalam negeri.

Menurutnya kini sudah banyak perushaaan asuransi yang lari ke luar negeri. Dengan demikian, Benny menambahkan Indonesia Re membantu mengurangi defisit neraca berjalan. 

“Tentu ketiga bisa membantu industri perasuransian dalam kita mempertangguhkan ulang risiko yang kita tanggung,” katanya. 

Pada 2022, Kementerian BUMN mengusulkan penambahan PMN tunai kepada atau Indonesia Re senilai Rp3 triliun.Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo kala itu menyampaikan, tambahan PMN tunai untuk RAPBN Tahun Anggaran 2023 tersebut ditujukan untuk pengembangan usaha Indonesia Re dalam rangka perbaikan tingkat kesehatan untuk mendapatkan rating internasional guna penguatan kapasitas bisnis perusahaan.

"Tambahan permodalan dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas maupun meng-cover klaim ratio yang tinggi karena Covid dan karena peningkatan klaim di asuransi kredit," ujar pria yang akrab disapa Tiko itu dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI dengan Menteri BUMN, Selasa (7/6/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper