Bisnis.com, JAKARTA - Blusukan selayaknya operasi semut menjadi strategi andalan para mantri BRI untuk mendapatkan nasabah potensial.
Hidayatullah, pedagang Lumpia Basah sama sekali tidak menyangka pelanggan yang memesan jualannya adalah mantri dari BRI. Kebutuhan modal yang selama ini dipendam untuk membuka cabang, kemudian dapat terealisasi dengan jalan tidak disangka.
"Awalnya pesan lumpia basah, lalu ngobrol-ngobrol, terakhir ditawari untuk pinjaman guna ekspansi usaha," katanya kepada Bisnis di BRI Bogor Dewi Sartika pekan pertama Juni 2023 lalu.
Pola komunikasi yang dilakukan Mantri BRI ini tidak saja kepada Hidayatullah. Namun pola komunikasi dengan semua lapisan masyarakat menjadi standar di BRI di semua kantor cabang.
Hal ini diaminkan oleh Manajer Bisnis Mikro BRI Kantor Cabang Cikarang Giri Laksomono. Menurutnya, BRI menempatkan mantri per desa.
Pola ini membuat nasabah kecil yang selama tidak terpantu perbankan dapat didukung oleh BRI ekspansi usahanya.
"Untuk Cikarang saja kami punya 63 mantri. Kami bagi berdasarkan wilayah kerja, tidak boleh keluar dari areanya," katanya.
Pola operasi semut oleh Mantri BRI ini membuat perusahaan dapat memenangkan persaingan dan memiliki pendataan potensi usaha per wilayah.
Pola operasi ini juga menjadikan para mantri yang berfokus ke Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini juga mendapatkan nasabah skala menengah ataupun besar.
"Nah kalau realitanya begitu, kami minta tidak mundur, ajukan ke cabang hingga kantor pusat. Mantri dapat menjadi pintu masuk komunikasi," katanya lebih lanjut.
Laba Jumbo
Dengan pola operasi semut ini, hingga April 2023 BRI terpantau menjadi bank jumbo yang paling besar meraup laba bersih yakni mencapai Rp17,1 triliun.
Mereka mengungguli PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan rapor Rp15,4 triliun, PT Bank Mandiri Persero Tbk (BMRI) dengan perolehan Rp14,7 triliun, hingga PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk (BBNI) dengan laba Rp6,8 triliun.
Di samping itu, BRI juga menjadi bank penyalur kredit terbesar dengan portofolio kredit mencapai Rp1.063 triliun per April 2023. Mereka mengungguli BMRI (Rp933 triliun), BBCA (Rp702 triliun), dan BBNI (Rp622 triliun) yang berurutan mengekor.
Direktur Utama BBRI Sunarso menuturkan bahwa pihaknya percaya laba perseroan hingga akhir Juni 2023 mendatang dapat tembus lebih dari Rp17 triliun. Saat ditanyai mengenai proyeksi laba yang akan dihimpun BBRI pada kuartal II/2023, Sunarso bahkan sempat menyebut angka Rp20 triliun.
"[Menjelang kuartal II] kayaknya lebih deh dari Rp20 triliun eh Rp17 triliun itu," jelasnya saat ditemui di sela-sela agenda Sosialisasi UU PPSK di Jakarta, Selasa (12/6/2023).
"Sekali lagi, laba itu akan digunakan untuk apa? laba pasti digunakan untuk meningkatkan value daripada investor, itu yang pertama. kedua, yang paling penting adalah laba untuk memperkuat permodalan yang dibutuhkan untuk mengcover dibalik agresivitas pertumbuhan," jelasnya.