Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asuransi Bumiputera 1912 Ungkap PMN Sebagai Sumber Lonjakan Pandapatan Lain pada 2024

Laporan keuangan AJB Bumiputera periode 2024 yang sudah diaudit mencatat membayarkan klaim sebesar Rp1,16 triliun pada tahun lalu.
Karyawan menawarkan produk Asuransi Bumiputera di Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menawarkan produk Asuransi Bumiputera di Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah penurunan premi dan keterbatasan pembayaran klaim, Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 mencatatkan lonjakan signifikan pada pos pendapatan lain sepanjang 2024. Perusahaan mengungkap kenaikan pendapatan ini didorong program penurunan nilai manfaat (PNM) yang telah disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sekretaris Perusahaan AJB Bumiputera 1912 Hery Darmawansyah mengatakan peningkatan pendapatan lain berasal dari hasil selisih klaim setelah penerapan kebijakan PNM, serta penambahan bunga dari skema Automatic Premium Loan (APL).

“[Pendapatan lain mengalami peningkatan yang signifikan karena] sesuai dengan kebijakan PNM yang telah disetujui OJK, di mana nilai manfaat klaim bruto dipotong nilai PNM sesuai dengan jenis klaim dan penambahan bunga Autometic Premium Loan (APL) dari premi yang ada," ujar Hery kepada Bisnis, akhir pekan lalu (16/5/2025).

Hery menyebut saat ini perusahaan berupaya menyelesaikan pembayaran klaim sesuai target Rencana Penyehatan Keuangan (RPK). Langkah yang menjadi andalan adalah konversi aset sebagai sumber pembayaran klaim.

Sebagai gambaran, dalam laporan keuangan perusahaan 2024 yang sudah diaudit, AJB Bumiputera 1912 membayarkan klaim sebesar Rp1,16 triliun, terkoreksi 33,71% dari periode 2023 sebesar Rp1,75 triliun. 

"Penurunan pembayaran klaim dikarenakan konversi aset belum terpenuhi sesuai target, hal ini dipengaruhi oleh kondisi pasar properti yang belum membaik. Kami optimis pada 2025 ini properti terus membaik," kata Hery.

Sedangkan semakin turunnya premi yang diperoleh perusahaan, dia menyebut disebabkan kondisi internal perusahaan. "Adanya penundaan pembayaran klaim sehingga [sebagian nasabah khawatiri yang mendorong] pembayaran premi pun tertunda. Termasuk pengajuan premi baru. Namun demikian, perusahaan tetap fokus penetrasi pasar dalam pencapaian target RKP," ujarnya.

Tercatat dalam laporan keuangan perusahaan sepanjang 2024, AJB Bumiputera 1912 meraup pendapatan premi neto sebesar Rp492,44 miliar, turun tajam dari Rp749,45 miliar pada tahun sebelumnya. 

Adapun dalam komponen pendapatan lainnya, AJB Bumiputera 1912 melaporkan memperoleh hasil investasi Rp108,42 miliar, turun dari Rp132,03 miliar. Dengan capaian ini maka perusahaan memperoleh pendapatan Rp1,05 triliun. Tidak jauh berbeda dengan laporan tahun sebelumnya sebesar Rp1,04 triliun. 

Selanjutnya dari pos beban, sebagian besar dana ini disalurkan untuk pembayaran klaim dan manfaat yang mencapai Rp1,16 triliun. Dari jumlah ini sebanyak Rp196,92 miliar ditempatkan sebagai cadangan premi. AJB Bumiputera juga mencatatkan cadangan klaim sebesar Rp12,15 miliar.

Dari pos beban usaha, beban umum dan administrasi lainnya mencatatkan lonjakan menjadi Rp358,17 miliar, naik dari posisi Rp321 miliar. Selanjutnya beban pemasaran mencatatkan penurunan dari Rp88,17 miliar menjadi Rp47,53 miliar. 

Secara keseluruhan, beban yang ditanggung perusahaan pada 2024 mencapai Rp1,54 triliun dari posisi Rp1,72 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper