Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan PT Bima Multi Finance memiliki ekuitas negatif sebesar -Rp149,29 miliar pada 31 Desember 2022.
Nilai ini jauh di bawah ketentuan ekuitas minimum Rp100 miliar yang ditetapkan regulator dalam POJK No. 35/POJK.0512018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan (POJK 35/2018).
“Kinerja keuangan negatif tersebut telah melemahkan posisi keuangan perusahaan dan menyebabkan perusahaan tidak dapat memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan dalam POJK No. 35/POJK.0512018 tanggal 27 Desember 2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan,” demikian yang dikutip dari laporan keuangan Bima Multi Finance, Minggu (16/7/2023).
Lantas, bagaimana dengan laporan laba rugi Bima Multi Finance sepanjang 2022?
Berdasarkan laporan keuangan laba rugi, Bima Multi Finance membukukan laba setelah pajak senilai Rp20,51 miliar sepanjang 2022. Raihan laba perusahaan meningkat 17,79 persen dari periode yang sama 2021 sebesar Rp17,41 miliar.
Pertumbuhan laba Bima Multi Finance berasal dari total pendapatan yang naik 3,67 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp186,39 miliar menjadi Rp193,23 miliar.
Baca Juga
Rinciannya, pos pendapatan operasional perusahaan tumbuh 3,34 persen yoy menjadi Rp189,96 miliar dari sebelumnya bernilai Rp183,82 miliar. Serta, pos pendapatan non operasional meningkat 26,83 persen yoy, naik dari Rp2,57 miliar menjadi Rp3,26 miliar.
Di sisi lain, total beban yang ditanggung Bima Multi Finance juga terpantau naik 3 persen yoy. Nominalnya naik dari Rp168,01 miliar pada 31 Desember 2021 menjadi Rp173,05 miliar pada periode yang sama 2022.
Salah satu peningkatan beban perusahaan berasal dari pos beban bunga dan provisi yang merangkak 7,32 persen yoy. Posisinya naik menjadi Rp39,83 miliar pada 2022 dari sebelumnya hanya Rp37,11 miliar.
Lalu, Bima Multi Finance mencatatkan penurunan total aset sebesar 14,19 persen yoy sepanjang 2022, turun dari Rp287,65 miliar menjadi Rp246,82 miliar. Dari sana, total liabilitas yang ditanggung menyusut menjadi Rp396,11 miliar. Angkanya turun 13,56 persen yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp458,28 miliar.