Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BCA Syariah Incar Porsi Dana Murah 40 Persen Akhir Tahun

Pada paruh pertama 2023 rasio dana murah atau CASA BCA Syariah sebesar 38,1 persen atau senilai Rp3,82 triliun pada Juni 2023.
Karyawan menghitung uang rupiah di kantor cabang Bank BCA Syariah di Jakarta, Selasa (7/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menghitung uang rupiah di kantor cabang Bank BCA Syariah di Jakarta, Selasa (7/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BCA Syariah terus memacu pertumbuhan dana murah atau current account saving account (CASA). Ke depannya, anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) itu memasang target sebesar 40 persen dari total dana pihak ketiga (DPK) hingga akhir 2023. 

Berdasarkan analyst meeting BCA yang dikutip Bisnis, Senin (7/8/2023), pada paruh pertama 2023 rasio CASA BCA Syariah sebesar 38,1 persen atau senilai Rp3,82 triliun pada Juni 2023, naik 25,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp3,05 triliun.

Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum mengatakan pihaknya optimistis lantaran ‘kue’ dari industri perbankan syariah di Tanah Air masih sangat besar.

Apalagi kini, pihaknya sedang mematangkan moderenisasi infrastruktur digital, yaitu dengan meluncurkan fitur baru pembukaan rekening online melalui BCA Syariah Mobile.

"Pengembangan layanan ini menjadi jawaban terhadap keinginan masyarakat untuk dapat membuka rekening kapan pun dan di mana pun,” ujarnya dalam agenda Paparan Kinerja BCA Semester I/2023 di Jakarta, Senin (7/8/2023). 

Saat ini simpanan deposito masih mendominasi himpunan DPK BCA Syariah, yaitu senilai Rp6,21 triliun atau sebesar 61,9 persen dari total DPK per Juni 2023.

Bahkan, Yuli menegaskan enggan membatasi penggunaan dana yang mahal, lantaran perusahaan dinilai masih mampu menjaga cost of funds (CoF).

“Maka, di tengah penyempurnaan pengembangan layanan digital dan tools-tools dalam menghimpun CASA masih terus kita kejar, maka kami tidak bisa pungkiri bahwa pertumbuhan DPK masih akan terus disokong deposito,” sebutnya.

Lebih lanjut, dia menyebut untuk menjaga CoF, selain faktor tingkat bunga (rate), faktor penting lainnya dalam menghimpun dana adalah reputasi dan kepercayaan masyarakat terhadap BCA Syariah. 

Meskipun tingkat imbal hasil (return) yang diberikan oleh BCA Syariah menjadi pertimbangan, tetapi banyak orang telah memiliki kepercayaan terhadap lembaga ini, sehingga mereka cenderung memilih BCA Syariah untuk tujuan keuangan mereka.

“Kami juga terus mem-promote posisi kami, di mana kami sudah punya risiko terukur dari penghimpunan dana dari kami. Jadi, ini bukan melalu bukan masalah rate yang diberikan BCA Syariah, tetapi orang sudah percaya dengan BCA, maka untuk imbal hasil masih manageable,” ujarnya.

Adapun, dari sisi pendanaan, BCA Syariah memperoleh DPK Rp10,04 trilliun pada semester I/2023, naik 25 persen yoy dibandingkan dengan semester I/2022 sebesar Rp7,97 triliun.

Simpanan giro 1,87 triliun naik 20,7 persen dari Rp1,55 triliun dan tabungan mengalami kenaikan 29,6 persen menjadi Rp1,94 triliun pada Juni 2023 dari Rp1,50 triliun.

Yuli mengatakan untuk meningkatkan profitabilitas melalui penyaluran pembiayaan dan penghimpunan dana yang optimal, maka pihaknya berupaya untuk terus menghimpun dana murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper