Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap-Siap! Bank Jago (ARTO) Rilis 'Mesin Pengumpul Uang' Ditanam di Gopay

Bank Jago (ARTO) sedang bersiap untuk meluncurkan fitur tabungan yang tertanam pada aplikasi Gopay.
Direktur Utama Bank Jago (ARTO) Arief Harris Tandjung/Istimewa
Direktur Utama Bank Jago (ARTO) Arief Harris Tandjung/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Jago Tbk. (ARTO) tengah menyiapkan fitur tabungan yang akan ditanam di GoTo Finansial (Gopay). Fitur ‘mesin pengumpul uang’ itu bakal dirilis dalam waktu dekat.

Fitur tabungan itu akan menghubungkan pemilik akun Gopay dengan Bank Jago. Melalui persetujuan pengguna, pemilik akun Gopay akan menjadi nasabah Bank Jago. Demikian juga sebaliknya, pemilik rekening Bank Jago bakal memiliki akun Gopay.

Bila dirilis, fitur ini baru pertama kali ada di Indonesia. Pemilik akun Gopay yang memiliki rekening Bank Jago, tidak perlu lagi melakukan isi ulang saldo (top up), karena secara otomatis nasabah terintegrasi dengan dompet digital besutan GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) itu.

Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung membenarkan rencana tersebut. Menurutnya, saat ini perseroan masih menunggu persetujuan dari regulator untuk merilis fitur tersebut.

“Semester kedua ini ya, semoga bisa dirilis fitur tabungan ini,” ujarnya saat berbincang dengan media di Jakarta, akhir pekan lalu.

Dia menjelaskan, fitur tersebut akan mendorong dana tabungan perseroan ke depan. Akan tetapi, Arief tidak menjelaskan secara detail mengenai fitur bakal menambah likuiditas seberapa besar.

Menurut informasi yang diterima Bisnis, saat ini masih dibahas nama produk tersebut. Regulator menginginkan nama produk sesuai dengan nama banknya.

Seperti diketahui, saat ini nasabah ARTO mencapai 8,3 juta. Sekitar 6 juta nasabah berasal dari aplikasi Jago, sedangkan sisanya berupa debitur atau peminjam kredit.

Hingga Juni 2023 dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun sebesar Rp10,9 triliun, melesat 65 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Sebagian besar dana ditopang dana murah atau current account saving account (CASA) mencapai Rp7,2 triliun, melonjak 86 persen (yoy). Adapun deposito senilai Rp2,8 triliun, meningkat 30 persen (yoy).

Apabila fitur ini dirilis, bakal menambah pundi-pundi simpanan Bank Jago secara signifikan. Pasalnya, per Desember 2023 ada 64 juta pengguna transaksi di GOTO yang terhubung dengan 2,5 juta mitra pengemudi dan 15 juta merchant.

Gopay melalui GoTo Financial merupakan penopang transaksi terbesar di grup itu, yakni Rp360 triliun per Desember 2022. Kemudian diikuti Tokopedia Rp273 triliun dan Gojek Rp61,6 triliun.

Rem dan Gas

Dalam kesempatan itu, Arief menyampaikan bahwa ke depan pihaknya akan memilih jalur pertumbuhan secara berkualitas ketimbang menggenjot bisnis sekencang mungkin, misal melalui kelompok usaha, tetapi mengabaikan faktor risiko.

Strategi ini, sambungnya, dalam rangka menjaga pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan. “Buat apa tumbuh gila-gilaan tapi tahun berikutnya kami malah sibuk beresin NPL [non performing loan],” jelasnya.

Bank Jago turut menyalurkan kredit paylater melalui aplikasi Tokopedia dan Gopay. Kontribusi Grup GOTO terhadap ARTO disebut sekitar 30 persen. Total penyaluran kredit perseroan pada semester I/2023 mencapai Rp11,2 triliun, tumbuh 54 persen (yoy).

Arief melanjutkan memacu pertumbuhan kredit itu mudah. Namun, sambungnya, yang susah menyelesaikan kredit bermasalahnya.
“Maka itu, kami memilih fokus pada pertumbuhan yang berkualitas dengan menyeimbangkan rem dan gas. Kami harus tahu kapan injak gas dan kapan injak rem agar tidak bablas,” katanya.

Dia menyampaikan dalam ekspansi bisnis ada dua prinsip utama bagi perseroan. Pertama, Bank Jago adalah bank berbasis teknologi yang harus mampu mengoptimalkan semua kanal digital untuk akselerasi bisnis. Oleh sebab itu, ARTO harus tertanam di berbagai ekosistem.

Partnership lending, integrasi aplikasi, dan kolaborasi dengan berbagai platform digital adalah bentuk implementasi dari prinsip pertama ini.

“Sebagai bank digital, kami memang perlu memiliki mindset seperti startup dalam hal keberanian berinovasi, kreativitas dan kecepatan. Tapi, itu saja tidak cukup. Makanya ada prinsip kedua yang berfungsi sebagai pagar atau pengingat dalam menjaga prinsip pertama,” katanya.

Kedua, DNA Bank Jago memiliki fundamental bisnis yang kuat dan neraca yang sehat. “Manajemen bank ini berisi sejumlah bankir dengan jam terbang puluhan tahun masa kerja. Berbekal pengalaman itu, kami paham betul soal manajemen risiko. Jadi, kami selalu satu frekuensi bahwa pertumbuhan dan ekspansi bisnis itu memang penting, tapi bukan dengan cara ugal-ugalan,” katanya.

Dia mencontohkan strategi mengakuisisi nasabah atau pengguna aplikasi dan pengumpulan dana pihak ketiga. Bank Jago pantang meningkatkan jumlah pengguna dengan cara bakar uang atau mengajak orang lain install aplikasi dengan memberikan sejumlah uang sebagai imbalan.

“Akuisisi dengan cara semacam ini tidak sustain. Buat apa kita memiliki puluhan juta pengguna aplikasi, kalau sebagian besar rekeningnya tidak aktif [dormant],” katanya.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper