Bisnis.com, JAKARTA -- Berinvestasi dalam deposito masih menjadi pilihan masyarakat karena dibandingkan dengan tabungan, suku bunga yang ditawarkan deposito tentu lebih menggiurkan. Selain bank umum, bank perekonomian rakyat (BPR) bisa menjadi alternatif tempat menyimpan dana.
Produk deposito BPR tak jarang memberikan bunga maksimal hingga 6,75 persen per tahun. Direktur Center of Economic & Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan salah satu faktor yang membuat BPR menawarkan bunga tinggi karena segmen deposannya kerap berdasarkan jaringan terbatas, bahkan personal.
“Kalau bank umum kan luas sekali cakupan deposannya. Selain itu faktor risiko di segmen penyaluran kredit UMKM juga tinggi jadi BPR kompensasi dengan bunga pinjaman yang tinggi, imbasnya juga ke bunga deposito,” ujarnya pada Bisnis, Jumat (6/10/2023)
Sayangnya, alasan yang membuat BPR tidak begitu dikenal atau populer di kalangan para penabung, lantaran BPR kerap tidak memiliki cabang yang terhubung dan seringkali tidak menyediakan layanan transfer.
“Salah satu perbedaan antara bank umum dengan BPR yang menonjol adalah bank memiliki jaringan yang luas dan bisa melakukan lalu lintas transaksi dengan mudah, di BPR justru sebaliknya,” ujar Perencana Keuangan Ahmad Gozali pada Bisnis, Minggu (8/10/2023).
Baca Juga
Bisnis pun mengonfirmasi sejumlah BPR, di mana bunga deposito yang ditawarkan memang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata perbankan secara umum, khususnya bank besar.
BPR Hasamitra misalnya yang menawarkan bunga deposito 6,75 persen per tahun. Sementara itu, BPR Supra Artapersada menawarkan 5,25 persen untuk satu bulan, 5,5 persen untuk tiga bulan dan 5,75 persen untuk 6 bulan.
Agar Simpan Deposito di BPR Aman
Meski begitu, Perencana Keuangan Ahmad Gozali mengatakan untuk bisa menyimpan dana dengan aman dan menguntungkan, pastikan sebelum menyimpan dana, nasabah sudah mengetahui legalitas dari BPR tersebut, salah satunya dengan melakukan cross check di website OJK.
Dirinya menyampaikan penting untuk memilih BPR yang memiliki rekam jejak yang baik dan tidak ada masalah dengan likuiditas.
Lalu, pastikan penempatan dana tidak melebihi ketentuan LPS yaitu maksimal Rp2 miliar per nasabah per bank.
“Suku bunga tinggi memang menggiurkan, tapi ingat batas yg dijamin LPS maksimal 6,75 persen untuk BPR,”ucapnya.
Terakhir, bagi Ahmad penting untuk menyesuaikan tenor penempatan dana dengan jadwal penggunaan dana agar tidak putus di tengah jalan.
Bunga Deposito Industri Bank dan Tingkat Penjaminan LPS
Sementara itu, berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar Bank Indonesia (BI), suku bunga simpanan berjangka tercatat meningkat pada seluruh tenor, yaitu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan.
Pada Agustus 2023, suku bunga deposito untuk masing-masing tenor yaitu 4,27 persen, 4,63 persen, 4,84 persen, 5,14 persen, dan 5,44 persen.
"Pada Juli 2023 [suku bunga deposito masing-masing tenor] masing-masing sebesar 4,25 persen, 4,59 persen, 4,80 persen, 5,07 persen, dan 5,40 persen."
Adapun, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kembali mempertahankan tingkat suku bunga penjaminan (TBP) bank umum, valuta asing (valas), dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang masing-masing menjadi 4,25 persen, 2,25 persen, dan 6,75 persen.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan tingkat bunga penjaminan tersebut berlaku sejak 1 Oktober 2023 sampai 31 Januari 2024.
“Sejak periode penetapan TBP reguler periode Mei 2023 yang lalu, LPS secara berkesinambungan melakukan pemantauan terhadap kondisi likuiditas dan pergerakan suku bunga pasar simpanan perbankan,” ujarnya dalam agenda Konferensi Pers Penetapan Tingkat Bunga Penjaminan LPS, Jumat (29/9/2023).
Penetapan tingkat bunga penjaminan tersebut juga mempertimbangkan tiga aspek perkembangan lain. Pertama, prospek pemulihan ekonomi. Kedua, perkembangan pasar keuangan dan kinerja perbankan. Ketiga, kondisi likuiditas dan tren suku bunga simpanan.
Lebih lanjut, dia menyebut observasi atas perkembangan Suku Bunga Pasar Simpanan (SBP), menunjukkan perbankan secara gradual masih dalam tahap penyesuaian dan merespons langkah kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral, baik Bank Indonesia maupun bank sentral global utama.
“Kondisi likuiditas yang masih longgar dan perkembangan ekspansi kredit yang relatif moderat mempengaruhi kenaikan suku bunga simpanan menjadi relatif terbatas,” katanya.
Lebih lanjut, melansir dari data LPS, data per Agustus 2023 mencatatkan pada BPR/BPRS, jumlah rekening yang dijamin seluruh simpanannya (simpanan hingga Rp2 miliar) sebesar 99,98 persen dari total rekening atau setara dengan 15,56 juta rekening.