Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham bank-bank jumbo seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mengalami tren lesu dalam sepekan terakhir. Apa saja faktor pendorong lesunya kinerja saham bank jumbo ini?
Berdasarkan data RTI Business, harga saham BMRI turun 2,5% dalam 24 jam terakhir ke level Rp5.850 pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (18/10/2023). Harga saham BMRI pun turun 3,31% dalam sepekan.
Lalu, harga saham BBCA turun 1,12% dan ditutup di level Rp8.850 pada penutupan perdagangan hari ini. Dalam sepekan harga saham BBCA turun 0,84%.
Kemudian, bank jumbo lainnya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mencatatkan penurunan harga saham 1,44% ke level Rp5.125 pada penutupan perdagangan hari ini. Harga saham BBNI juga turun 0,97%.
Selain itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatatkan harga saham di level Rp5.150 pada penutupan perdagangan hari ini dan dalam sepekan turun 1,90
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina mengatakan penurunan harga saham bank-bank jumbo itu dipengaruhi oleh tren suku bunga yang tinggi saat ini. "Cost of fund [biaya dana] pun semakin meningkat, sehingga margin akan mengecil," ujarnya kepada Bisnis pada Rabu (18/10/2023).
Baca Juga
Adapun, suku bunga Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan tetap di level tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama atau higher for longer. Sementara suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) telah mengalami kenaikan 225 basis poin (bps) ke level 5,75% sejak pertengahan tahun lalu. Kemudian, BI menahan laju suku bunga acuannya delapan bulan beruntun pada tahun ini di level 5,75%.
"Kondisi tersebut diperkirakan terus berlanjut hingga tahun depan," tutur Martha.
Selain itu, harga saham bank jumbo dipengaruhi oleh tren pertumbuhan kredit yang juga melambat. Berdasarkan data BI pada Agustus 2023, kredit bank tumbuh 9,06% secara tahunan (year on year/yoy), namun melambat dari pertumbuhan pada Agustus 2022 sebesar 10,62%.
Meski demikian, Martha menyebutkan prospek sektor perbankan, terutama bank jumbo tetap baik. Kinerja saham bank-bank jumbo sepanjang tahun berjalan juga diperkirakan masih di zona hijau, meskipun kenaikan harganya terbatas.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani juga mengatakan harga saham bank jumbo tetap kuat. "Outlook dan fundamental bank terutama bank besar sangat solid," ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Adapun, dalam riset Samuel Sekuritas terbaru, sektor perbankan mendapatkan peringkat overweight dengan bank jumbo BMRI dan BBNI sebagai top pick. "Kami mempertahankan rating overweight untuk sektor perbankan karena kinerjanya yang kuat, terutama jika dibandingkan dengan sektor lain," tulis Analis Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi dan Brandon Boedhiman dalam risetnya.
Samuel Sekuritas sendiri mencantumkan target harga untuk BMRI di level Rp7.000. Lalu, target harga BBCA di level Rp10.500. Target harga BBRI di level Rp6.400 dan target harga BBNI di level Rp11.500.
Selain itu, BRI Danareksa Sekuritas mencatat peringkat sektor perbankan yang sedang dalam peninjauan (under review). Namun, mengacu peninjauan terakhir, BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan beli untuk saham bank jumbo, yakni BMRI dengan target harga Rp7.500.
"BMRI sebagai top pick karena memiliki prospek ROAE [return on average equity] yang menarik dan manajemen risiko yang baik," tulis Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano dalam risetnya itu.