Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) angkat bicara kala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membatasi sebagian usaha PT Akulaku Finance Indonesia yang berkaitan dengan buy now pay later (BNPL) atau paylater.
Corporate Secretary Bank Neo Commerce Agnes Fibri Triliana Dewi memastikan tindakan tersebut tidak berdampak pada proses bisnis BBYB.
“Berkenaan dengan pemberitaan atas pembekuan sebagian usaha dari PT Akulaku Finance Indonesia [AFI] oleh Otoritas Jasa Keuangan [OJK], BNC memastikan tindakan tersebut tidak berdampak dalam Operasional BNC dan tidak berpengaruh pada rencana pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas Penambahan Modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu [PMHMETD] VII BBYB,” tulisnya dalam keterbukaan informasi, Kamis (26/10/2023).
Pasalnya, Bank Neo saat ini sedang bersiap untuk menjalankan aksi korporasi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau right issue sebanyak 5 miliar lembar saham pada akhir tahun ini dengan tanggal efektif pada November 2023.
Berdasarkan keterbukaan informasi, BBYB menjalankan penawaran umum terbatas kepada pemegang saham perseroan untuk PHMETD VII sebanyak-banyaknya 5.000.000.000 (lima miliar) saham baru atas nama dengan nilai nominal Rp100 setiap saham.
Saham hasil pelaksanaan right issue yang ditawarkan ini seluruhnya merupakan saham yang dikeluarkan dari portepel perseroan dan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca Juga
Saham-saham tersebut memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal atau termasuk hak atas dividen dengan saham lain perseroan yang telah disetor penuh.
Manajemen BBYB menjelaskan seluruh dana yang diperoleh dari hasil right issue, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan dipergunakan seluruhnya untuk berbagai kepentingan bisnis.
Secara terperinci, sekitar 40% dana hasil right issue akan digunakan sebagai modal untuk mendukung ekspansi kredit, baik pada segmen pasar ritel maupun korporasi.
"Sekitar 45% akan digunakan untuk kegiatan operasional perbankan, antara lain namun tidak terbatas pada, rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusia, promosi untuk memperoleh pengguna baru Neobank," tulis Manajemen BBYB dalam keterbukaan informasi pada Rabu (18/10/2023).
Lalu, sekitar 15% akan digunakan untuk mendukung pengembangan teknologi informasi, antara lain namun tidak terbatas pada untuk pengembangan aplikasi digital banking.
Bank Neo Commerce dikendalikan oleh PT Akulaku Silvrr Indonesia dengan porsi kepemilikan 27,32%. Pemegang saham lainnya Rockcore Financial Technology Co. Ltd memiliki 6,12% kepemilikan.
Sementara itu, manajemen BBYB menjelaskan dalam kondisi di mana PT Akulaku Silvrr Indonesia dan Rockcore Financial Technology Co. Ltd. membeli saham right issue sesuai porsinya dan sisa saham yang diterbitkan terserap oleh pemegang saham lainnya, maka para pemegang saham yang tidak melakukan right issue akan mengalami dilusi maksimum 29,34%.
Adapun, right issue ini digelar setelah BBYB mendapatkan persetujuan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 8 Agustus 2023 lalu. Right issue ini pun akan efektif digelar pada November 2023.