Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Direktur PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) I Made Dewa Susila berbicara soal bisnis multifinance pada 2024, yang dipenuhi optimisme bahwa bisnis itu akan terus bertumbuh.
Menurutnya, ekonomi Indonesia diproyeksikan masih stabil diangka 5% pada 2024. Hal itu akan menjadi sentimen positif bagi industri pembiayaan alias multifinance.
"Semua ekonom bilang tahun depan ekonomi tumbuh 5% dan ekonomi Indonesia itu 50% konsumsi. Jadi dengan 5%, kalau enggak ada krisis dan enggak ada penurunan ekonomi, itu dasarnya [terus bertumbuh],” ujar Made belum lama ini.
Kendati demikian, pihaknya juga tak memungkiri apabila segmen menengah hingga menengah atas kemungkinan akan menimbang-nimbang terlebih dahulu untuk membeli mobil. Terutama mendekati kontestasi politik pada 2024 sekitar kuartal I/2023.
"Saya merasa pada awal bulan people akan wait and see, terutama untuk mobil-mobil menengah ke atas, untuk middle to upper segment ada isu wait and see,” katanya.
Selain tahun politik, Made memperkirakan pelemahan nilai rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) juga menjadi salah satu faktor sikap tersebut. Kendati demikian, pihaknya masih optimistis apabila mengingat prediksi ekonomi Indonesia yang stabil.
Baca Juga
Selain itu Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) juga memperkirakan industri otomotif masih menderu jelang tahun politik.
"Jadi ya tahun depan harus growth, kami paksakan bisa tumbuh double digit. Mungkin dua kali lipat dari industri 10%, masih nego dengan pemilik,” ungkapnya.
Pada kuartal III/2023, Adira Finance mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan. Perusahaan membukukan pertumbuhan laba sebanyak 17% menjadi Rp1,3 triliun pada kuartal III/2023.
Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, perusahaan hanya mencatatkan laba Rp1,1 triliun. Dari sisi pembiayaan baru, Adira Finance tumbuh sebesar 39% year-on-year (YoY) menjadi Rp30,4 triliun.
Pembiayaan baru didorong oleh pembiayaan sepeda motor sebesar 45%. Disusul dengan mobil dan non otomotif masing-masing 35% YoY.
Sementara itu, piutang pembiayaan yang dikelola perusahaan termasuk pembiayaan bersama pada sembilan bulan pertama 2023 mencapai Rp52,8 triliun, meningkat 26% YoY dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.
Sementara untuk pembiayaan kendaraan listrik mencapai Rp123 miliar pada kuartal III/2023. Porsinya sekitar 66,6% adalah mobil listrik dan 33,3% berasal dari motor listrik.
Dari sisi penyaluran pembiayaan baru syariah ercatat mengalami pertumbuhan sebesar 39% YoY menjadi Rp6,4 triliun. Angka tersebut mewakili 21% dari total pembiayaan baru perusahaan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya meramal industri pembiayaan akan terus bertumbuh dengan baik di tengah tahun politik. Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman menilai gejolak politik jelang Pemilihan Umum (Pemilu) pada 2024 tak akan mempengaruhi bisnis pembiayaan.
"Industri multifinance diproyeksikan akan tetap bertumbuh dengan baik karena masyarakat sudah terbiasa dengan pesta demokrasi yang semuanya berjalan dengan aman dan baik," kata Agusman kepada Bisnis, Jumat (20/10/2023).
Agusman mengatakan proyeksi pertumbuhan industri pembiayaan seiring dengan optimisme perkembangan ekonomi dan bisnis ke depan. Bahkan regulator memprediksi pertumbuhannya mencapai 16%—17% sampai dengan akhir tahun.
Dia juga menilai bahwa dampak kenaikan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap pelemahan rupiah masih terkendali.
"Dampaknya masih terkendali," katanya.