Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bank pembangunan daerah (BPD) telah melaporkan kinerja keuangan mereka pada kuartal III/2023. Laba bank-bank daerah, terutama raksasa mencatatkan kinerja yang lesu. Namun, aset bank daerah moncer terdorong kinerja kredit.
Sekjen Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Yuddy Renaldi mengatakan kinerja laba BPD pada tahun ini memang cenderung lesu. Hal tersebut didorong oleh dampak kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang menekan biaya dana (cost of fund).
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) atau Bank BJB misalnya mencatatkan laba bersih Rp1,43 triliun pada September 2023, turun dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,83 triliun.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM) atau Bank Jatim juga mencatatkan penurunan laba bersih 9,02% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp1,09 triliun pada kuartal III/2023.
Yuddy yang juga menjabat sebagai Direktur Utama BJB mengatakan meskipun laba lesu, sejumlah BPD mencatatkan kinerja aset yang bertumbuh.
"Tahun ini saya kira secara industri BPD fokus pada pengelolaan aset dan liabilitas yang optimal," katanya kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Baca Juga
Bank BJB telah mencatatkan aset Rp179,31 triliun pada September 2023, naik 5,35% yoy. Kemudian Bank Jatim mencatatkan peningkatan aset 8,69% yoy menjadi Rp107,03 triliun.
"Jadi, bisnis masih tumbuh, BPD juga saat ini gencar melakukan pengembangan infrastruktur berbasis teknologi dan pendapatan berbasis komisi [fee based income] agar terdapat sumber-sumber pendapatan lain yang dapat membantu pertumbuhan bottom line," ujarnya.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan kinerja aset BPD juga terdorong oleh peningkatan aset produktif seperti kepemilikan surat berharga hingga penyaluran kredit.
Di Bank Jatim, penyaluran kredit telah tumbuh 12,61% yoy menjadi Rp51,77 triliun pada kuartal III/2023. Dia menuturkan akses pembiayaan terhadap pelaku usaha harus dibuka selebar-lebarnya agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.
"Pertumbuhan penyaluran kredit merupakan cerminan dari perekonomian yang berjalan dan menandakan adanya kenaikan permintaan barang dan jasa dari masyarakat,” kata Busrul.
Selain Bank BJB dan Bank Jatim, bank daerah lainnya pun mencatatkan peningkatan aset. PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta atau Bank DKI misalnya mencatatkan peningkatan aset 3,98% yoy menjadi Rp78,24 triliun.
Bahkan, aset PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara atau Bank Kaltimtara tumbuh pesat 34,06% yoy menjadi Rp46,6 triliun. Sementara aset PT Bank Pembangunan Daerah Papua atau Bank Papua naik 22,39% yoy menjadi Rp36,01 triliun.
Apabila disandingkan, terdapat 10 bank daerah terbesar dari sisi aset di Indonesia, dengan 4 teratas berada di Pulau Jawa. Bank BJB menjadi bank pendulang aset terbesar yakni Rp179,31 triliun, disusul Bank Jatim di posisi kedua dengan aset Rp107,03 triliun.
Lalu, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) di posisi ketiga dengan aset Rp81,59 triliun. Kemudian, Bank DKI menempati posisi keempat sebagai bank daerah beraset besar yakni Rp78,24 triliun. Baru pada posisi ke lima, ditempati oleh bank di luar Pulau Jawa yakni Bank Kaltimtara yang mendulang aset Rp46,6 triliun.
Daftar 10 BPD dengan Aset Terbesar di Indonesia per Kuartal III/2023
10 BPD dengan aset terbesar per kuartal III/2023 | |
---|---|
Bank | Nilai Aset |
Bank BJB (BJBR) |
Rp179,31 triliun |
Bank Jatim (BJTM) |
Rp107,03 triliun |
Bank Jateng |
Rp81,59 triliun |
Bank DKI | Rp78,24 triliun |
Bank Kaltimtara | Rp46,6 triliun |
Bank Sumut | Rp40,89 triliun |
Bank Papua | Rp36,01 triliun |
Bank Sumsel Babel | Rp35,87 triliun |
BPD Bali | Rp34,4 triliun |
Bank Nagari | Rp31,49 triliun |
Sumber: OJK, diolah