Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) Tarik Dana Asing Masuk Rp27,25 Triliun

Aliran investasi portofolio asing dari lelang Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) telah mencapai Rp27,25 triliun per 21 November 2023.
Ilustrasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). JIBI/Bisnis
Ilustrasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). JIBI/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa lelang Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) telah mencapai Rp168,81 triliun hingga 21 November 2023.

Dari jumlah tersebut, Perry menyampaikan aliran investasi portofolio asing telah mencapai Rp27,25 triliun di SRBI.

Perry mengatakan SRBI yang mendapat respons positif dari pasar dan telah menarik inflow ke dalam negeri berhasil mendukung upaya stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang sangat tinggi.

“Terbukti tadi Rp27,25 triliun [investasi portofolio] masuk dari SRBI asing, itu mendukung stabilitas nilai tukar rupiah,” katanya dalam Konferensi Pers, Kamis (23/11/2023).

Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menyampaikan bahwa 30% dari total lelang SRBI yang mencapai Rp168,81 triliun telah diperdagangkan di pasar sekunder atau sekitar Rp50 triliun.

Destry mengatakan hal ini menunjukkan bahwa SRBI merupakan instrumen moneter BI yang pro market dan menggerakkan pasar, tercermin dari transaksi di pasar sekunder yang terus meningkat.

“Hal yang menarik sesuai dengan arah kami menerbitkan SRBI, menarik inflow masuk dan sekarang kita melihat asing sudah Rp27,25 triliun atau 15,2%, ini kurang lebih perkembangan dari beberapa instrumen dan kebijakan yang kami lakukan terkait stabilisasi nilai tukar rupiah,” kata Destry.

Adapun, BI menilai nilai tukar rupiah tetap terkendali, tercermin dari penguatan sebesar 1,99% dibandingkan dengan level akhir Oktober 2023.

Secara year-to-date, nilai tukar rupiah tercatat stabil, dengan depresiasi terbatas 0,04% dari level akhir Desember 2022.

Tingkat depresiasi tersebut lebih baik dibandingkan dengan rupee India, baht Thailand, dan ringgit Malaysia yang masing-masing tercatat melemah sebesar 0,70%, 1,70%, dan 5,84%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper