Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Membanding Tren Bank Bangkrut di Indonesia dan Amerika Serikat

Fenomena penutupan bank juga terjadi di Amerika Serikat, sama seperti di Tanah Air, penutupan umumnya karena sanksi regulator karena lonjakan kredit macet.
Ilustrasi bank bangkrut./ Freepik
Ilustrasi bank bangkrut./ Freepik

Bisnis.com, JAKARTA -- Sepanjang 2023 ini, Otoritas Jasa Keuangan mengumumkan sejumlah bank mengalami bangkrut atau tutup karena menghadapi berbagai masalah. Adapun, bank yang bangkrut mayoritas berstatus Bank Perekonomian Rakyat (BPR). 

Berdasarkan catatan Bisnis, baru-baru ini OJK mencabut izin usaha BPR Persada Guna lewat keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK Nomor KEP-84/D.03/2023 tanggal 4 Desember 2023. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae juga menuturkan bahwa alasan dari pencabutan BPR Persada Guna akibat pelanggaran ketentuan yang berlaku. Masih pada tahun yang sama, OJK juga mencabut izin perusaahaam milik daerah Perumda BPR Karya Remaja Indramayu hingga PT BPR Indotama UKM Sulawesi.

Pencabutan tersebut dilakukan lantaran pemegang saham yang tidak memiliki komitmen untuk menjalankan bisnis BPR sehingga tidak beroperasi dan BPR yang terlibat dengan fraud. 

Berdasarkan hasil Statistik Perbankan Indonesia milik Otoritas Jasa Keuangan, dalam lima tahun, yakni sejak 2019 hingga Agustus 2023, jumlah BPR di Indonesia mengalami tren penurunan yang signifikan. 

Sedangkan, kantor bank di Indonesia juga mengalami penyusutan lantaran akibat digitalisasi masif, dengan separuh pertama tahun ini terdapat ratusan kantor bank yang tidak kembali beroperasi. 

Data Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah kantor bank umum di Indonesia mencapai 24.784 unit pada Juni 2023. Jumlahnya berkurang dibandingkan Desember 2022 sebanyak 25.577 unit. 

Bagaimana dengan Tren di Amerika Serikat?

Mengutip dari Forbes, diketahui bahwa terdapat 568 bank yang gagal di Amerika Serikat (AS) sejak 1 Januari 2000. Hal ini kemudian menandakan bahwa secara rata-rata terdapat 25 kegagalan bank per tahunnya. 

Sebagaimana yang diketahui, runtuhnya bank terbesar kedua dan ketiga dalam sejarah AS, yakni Silicon Valley Bank dan Signature Bank terjadi pada Maret 2023. Kabar ini mengejutkan konsumen. 

Kemudian, tiga bank berikutnya, First Republic Bank pada Mei 2023, yakni salah satu bank besar, dan dilanjutkan penutupan oleh Heartland Tri-State Bank pada Juli 2023 dan Citizens Bank pada November 2023, yakni bank regional kecil. 

Tabel 10 Bank AS terakhir yang ditutup

Bank

Kota

Tanggal Penutupan

Citizens Bank

Sac City

03 November 2023

Heartland Tri-State Bank

Elkhart

28 Juli 2023

First Republic Bank

San Francisco

01 Mei 2023

Signature Bank

New York

12 Maret 2023

Silicon Valley Bank

Santa Clara

10 Maret 2023

Almena State Bank

Almena

23 Oktober 2020

First City Bank of Florida

Fort Walton Beach

16 Oktober 2020

The First State Bank

Barboursville

03 April 2020

Ericson State Bank

Ericson

14 Februari 2020

City National Bank of New Jersey

Newark

01 November 2019

Sumber: The Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) 

Mengutip S&P Global, Rabu (6/12) Heartland Tri-State Bank, yakni bank komunitas yang berbasis di Kansas mengalami kegagalan lantaran menjadi korban penipuan dan dengan cepat menyebabkan kehancuran dari sebuah bank. Kegagalan tersebut diumumkan oleh komisaris Kansas State Bank, David Herndon. 

Pakar industri kemudian memperingatkan penipuan umum yang dapat dihadapi oleh bank komunitas dan bagaimana mereka dapat mencegah kegagalan yang disebabkan oleh penipuan.

“Skema penipuan yang berjumlah beberapa juta pasti dapat berdampak pada bank kecil sebesar itu hingga pada titik di mana bank tersebut akan sangat sulit untuk pulih,” terang mantan pemeriksa FDIC dan CFO Bay State Savings Bank, Seth Pitts.

Divisi Perbankan Iowa (IDOB) Citizen Bank menyebut kegagalan karena kredit macet yang signifikan terkait satu industri. 

Pada bulan Agustus 2023, FDIC dan IDOB menyerahkan perintah persetujuan kepada Citizens Bank yang mengharuskan perusahaan ini melibatkan konsultan pinjaman pihak ketiga untuk mengelola portofolio pinjaman truk komersial perusahaan dan mengembangkan rencana pengurangan risiko kredit.

Mengutip Reuterssebelumnya ketika runtuhnya Silicon Valley Bank pada 10 Maret 2023, berdasarkan data yang dirilis oleh Federal Reserve (The Fed) pada Maret, simpanan di bank-bank kecil AS sempat mengalami rekor penurunan. 

Adapun, asal usul keruntuhan Silicon Valley Bank terletak pada kenaikan suku bunga. Signature Bank disebabkan oleh buruknya manajemen dan upaya mencapai pertumbuhan yang cepat dan tidak terkendali tanpa memperhatikan manajemen risiko. 

Kegagalan First Republic Bank juga terjadi karena memiliki tingkat simpanan yang tidak diasuransikan dalam jumlah tinggi. Portofolio pinjaman dan investasinya juga menjadi kurang berharga karena The Fed menaikkan suku bunga, sehingga menghambat peluangnya untuk meningkatkan modal.

Di lain sisi, mengutip Kiplinger, pada 2022 bank-bank di AS juga telah menutup lebih dari 3.000 cabang, dan hanya membuka 1.000 cabang. JPMorgan Chase memimpin dalam penutupan cabang tahun lalu, menutup 144 cabang, sementara membuka 133 cabang. 

Tren tersebut dinilai akan terus berlanjut lantaran bank-bank menghadapi persaingan ketat untuk mendapatkan deposito dan nasabah yang lebih muda dari bank-bank online, perusahaan fintech dan perusahaan teknologi besar. 

Terdapat juga perubahan preferensi konsumen dan peningkatan teknologi perbankan menjadi alasan untuk meninggalkan tempat fisik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper