Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pihaknya memimpin misi ke rumah sakit yang hampir tidak bisa berfungsi di Gaza Utara pada akhir pekan.
HO menggambarkan meningkatnya keputusasaan karena kelaparan akut. Kelaparan di Gaza, Palestina ini akibat pasokan truk bantuan kemanusiaan yang sulit mendapat izin menembus blokade.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa badan kesehatan PBB dan mitranya berupaya mengirimkan bantuan kemanusiaan, termasuk bahan bakar, ke rumah sakit Al-Shifa yang hancur. Area ini sebelumnya pernah menjadi fasilitas medis terbesar dan tercanggih di Gaza.
“Meningkatnya keputusasaan akibat kelaparan akut. Para mitra menuntut peningkatan segera pasokan makanan dan air untuk menjamin kesehatan dan stabilitas penduduk," katanya, dilansir CNA, Selasa (26/12/2023).
Berdasarkan data Israel, perang yang pecah ketika pejuang Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober, telah menewaskan sekitar 1.140 orang dan menyandera 250 orang dari pihaknya.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, Israel menanggapinya dengan operasi militer tanpa henti yang telah menewaskan lebih dari 20.400 orang di Jalur Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Baca Juga
Adapun di Al-Shifa, Tedros memperingatkan bahwa perang membuat sejumlah besar orang yang terluka membuat kapasitas rumah sakit penuh.
Dia menyuarakan harapan bahwa pengiriman 19.200 liter bahan bakar generator akan membantu menghidupkan kembali layanan penting di rumah sakit Gaza.
Rumah sakit menjadi hal yang sangat penting di Gaza saat ini, karena memberikan pertolongan pertama yang paling mendasar. Namun, dia menekankan, dibutuhkan lebih banyak lagi rumah sakit yang bisa beroperasi.