Bisnis.com, JAKARTA -- Laporan State of the Global Islamic Economy Report (SGIER) 2023 yang dirilis hari ini (26/12/2023) menempatkan Indonesia pada peringkat ke-3 di dunia dalam perkembangan ekonomi halal. Peringkat Indonesia secara global ini naik dari posisi ke-4 pada tahun lalu.
Dikutip dari dinarstandard, Selasa (26/12/2023) nilai belanja produk halal pada tahun lalu mencapai US$2,29 triliun. Belanja produk halal ini mencakup makanan, obat-obatan, kosmetik, fesyen, pariwisata, hingga media. Jumlah ini naik 9,5% secara tahunan.
Disebutkan hingga akhir 2021, aset keuangan syariah di seluruh dunia telah mencapai US$3,96 triliun. Jumlah ini diperkirakan akan melonjak menjadi US$5,96 triliun dalam 3 tahun ke depan.
Dalam survei SGIER 2023, terdapt 81 negara yang dijadikan objek penelitian. Malaysia kembali menjadi peringkat pertama dan mempertahankan posisi teratas tersebut selama 10 tahun berturut-turut. Di belakangnya terdapat Arab Saudi, Indonesia, dan UEA. Selanjutnya Bahrain kembali masuk 5 besar untuk pertama kalinya sejak 2019/2020.
Dalam perioe ini, Afrika Selatan masuk 15 negara teratas untuk pertama kalinya. Perolehan terbesar dalam 15 besar dicapai oleh Iran, Qatar, Pakistan, dan Afrika Selatan.
Sedangkan investasi untuk sektor ekonomi yang relevan dengan ekonomi Islam selama periode penelitian ini mencapai US$25,9 miliar atau sekitar Rp399,55 triliun.
Baca Juga
"Jumlah investasi ini melonjak 128% dibandingkan tahun sebelumnya," dikutip dari Dinarstandard, sebuah firma investasi berbasis di AS
Dalam investasi jumbo itu, 55 persen investasi dikucurkan untuk kategori keuangan Islam, sementara media menarik 19,2%, pariwisata 13,1%, dan makanan halal 8,5%.
Disebutkan juga impor produk halal oleh negara-negara anggota OKI diperkirakan akan tumbuh sebesar 7,6% CAGR menjadi US$492 miliar pada 2027
Rafi-uddin Shikoh, CEO dan Managing Director DinarStandard mengatakan laporan SGIE 2023/2024 telah berkembang menjadi titik referensi global untuk mengevaluasi perkembangan tahunan Ekonomi Islam secara global di tujuh sektor yang dicakup. sambil menyoroti bidang-bidang pengembangan yang potensial.
"Selama dekade terakhir, Laporan ini telah menjangkau lebih dari 101.000 pembaca di 85 negara. Belanja umat Islam telah meningkat dari US$1,62 triliun pada tahun 2012 menjadi US$2,29 triliun pada satu dekade kemudian,” katanya.
SGIER Viral Setelah jadi Materi Debat Capres ke-2
Sebelumnya, State of the Global Islamic Economy (SGIE) menjadi viral setelah menjadi materi debat calon presiden sesi calon wakil presiden.
Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar atau Cak Imin 'mati kutu' saat mendapat pertanyaan dari cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka tentang State of the Global Islamic Economy (SGIE).
Awalnya, moderator mempersilakan Gibran untuk bertanya ke Cak Imin dalam sesi saling tanya dalam Debat Cawapres di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Jumat (22/12/2023). Dalam kesempatan tersebut, Gibran bertanya ke Cak Imin terkait cara meningkatkan peringkat Indonesia di SGEIR.
“Bagaimana langkah Gus Muhaimin untuk menaikin peringkat Indonesia di SGIE?,” tanya Gibran.
Mendengar pertanyaan tersebut, Cak Imin bertanya apa yang dimaksud dengan SGEI yang dilontarkan oleh Gibran. “Terus terang SGIE saya kurang paham, SGEI itu apa?,” jawab Cak Imin.
Gibran kemudian menjelaskan kepada Cak Imin tentang maksud pertanyaannya. Tak sekadar menjelaskan, putra sulung Jokowi itu pun meminta maaf kepada Cak Imin jika pertanyaannya menyulitkan. “Mohon maaf kalau pertanyaanya agak sulit ya Gus [Muhaimin], makasih,” ucap Gibran.