Bisnis.com, JAKARTA — PT BCA Finance mencatatkan kredit mobil listrik yang disetujui mencapai Rp1,4 triliun sepanjang 2023.
Anak usaha Bank Central Asia (BCA) tersebut tercatat membiayai pemilikan 3.000 unit mobil listrik sepanjang tahun lalu. Pembiayaan tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan 2022, di mana BCA Finance hanya menyalurkan pembiayaan terhadap 1.100 unit mobil EV. Dengan capaian ini, artinya jumlah mobil yang dibiayai mencapai 172%.
“Jadi ada kenaikan, tahun 2022 BCA Finance biayai 1.100 unit, tahun 2023 kami menyalurkan pembiayaan EV sebanyak 3.000 unit,” kata Direktur Utama BCA Finance Roni Hasyim saat dihubungi Bisnis, Kamis (18/1/2024).
Porsi pembiayaan mobil EV tersebut masih sedikit apabila dibandingkan dengan total pembiayaan baru perseroan pada 2023. Tahun lalu, BCA Finance berhasil menyalurkan pembiayaan baru sebanyak Rp40 triliun. Artinya pembiayaan mobil EV hanya berkontribusi sekitar 3,5% dibandingkan keseluruhan pembiayaan baru BCA Finance pada 2023.
Adapun mobil baru menjadi penopang terbesar pembiayaan baru BCA Finance pada 2023 sebanyak 70%. Sementara mobil bekas berkontribusi sekitar 30% dari total pembiayaan baru.
Roni menyebut pembiayaan kendaraan listrik masih menghadapi beberapa tantangan. Tantangan-tantangan tersebut salah satunya adalah jarak tempuh kendaraan listrik, di mana jarak tempuh per pengisian baterai masih belum bisa sejauh mobil berbahan bakar minyak ketika tangki bensin diisi penuh.
Baca Juga
Kemudian jumlah stasiun pengisian daya yang masih terbatas di Indonesia. Data per April 2023, jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik (SPKLU) di Indonesia sebanyak 842 unit yang tersebar di 488 lokasi.
Dia menambahkan tantangan yang paling signifikan adalah terkait harga jual kembali yang rendah, karena usia baterai semakin lama semakin lama akan semakin lemah. Terakhir, Roni menyebut BCA Finance tidak memiliki target khusus pada tahun ini.
“Sementara kami belum ada target khusus untuk EV,” tandasnya.