Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatat kredit korporasi mencapai Rp368,7 triliun per Desember 2023, tumbuh 15% secara tahunan dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp320,5 triliun.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyebut pertumbuhan tersebut terdorong oleh penyaluran dana ke sektor pertambangan yang memiliki nilai cukup besar.
“Itu [pertambangan] merupakan salah satu driver dari perkembangan kredit untuk korporasi di tahun 2023, sehingga kredit korporasi bisa naik 15%,” ujarnya dalam Paparan Kinerja, Kamis (25/1/2024).
Sementara itu, Direktur BCA Rudi Susanto menyebut untuk terus menumbuhkan kredit, ke depan perseroan terus mengharapkan adanya kenaikan permintaan kredit dari infrastruktur. “Untuk infrastruktur selama ini agak sepi ya di 2022 dan 2023. Jadi, kita harapkan ada permintaan untuk infrastruktur di 2024,” ucapnya.
Sebelumnya, BBCA juga terus mendorong pembiayaan dalam upaya hilirisasi industri tambang sehingga berkontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca Juga
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, mengatakan bahwa BCA sebagai bagian dari perbankan nasional pada prinsipnya akan mendukung rencana pemerintah termasuk dalam upaya hilirisasi industri tambang. Salah satu cara yang dilakukan BCA yakni menggenjot pembiayaan di sektor tersebut.
"Upaya ini dilakukan juga untuk meningkatkan nilai tambah produk pertambangan dalam negeri sehingga berkontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional," kata Hera kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
BCA juga memiliki sejumlah portofolio pembiayaan ke sektor yang bergerak pada hilirisasi industri pertambangan. Namun, dia tidak menyebutnya nilai pembiayaanya.
"Ke depan, kami melihat prospek kredit untuk sektor ini masih cukup baik, khususnya untuk mendukung ekosistem industri mobil listrik," ujarnya.
Hera juga mengatakan bahwa upaya mendorong kredit pada hilirisasi industri tambang disesuaikan dengan pembiayaan berkelanjutan perseroan
"Kami juga terus mendorong portofolio kredit keuangan berkelanjutan," ujarnya.
Tercatat, penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 10,6% secara tahunan menjadi Rp202,6 triliun per Desember 2023, di atas target pertumbuhan 9%, dan berkontribusi 24,8% terhadap total portofolio pembiayaan BCA.
Capaian ini salah satunya ditopang kredit kendaraan bermotor listrik yang naik hampir 4 kali lipat secara tahunan, mencapai Rp1,3 triliun. Bahkan, sebagai bentuk diversifikasi pembiayaan berkelanjutan, BCA berinvestasi pada obligasi/sukuk hijau sebesar Rp1,6 triliun, atau naik 332% YoY.
Sebagaimana diketahui, volume kredit BCA meningkat dan tumbuh dua kali lipat dalam tiga tahun terakhir. Secara total, kredit BCA naik 13,9% YoY menjadi Rp810,4 triliun per Desember 2023,
Pertumbuhan kredit BCA diikuti perbaikan kualitas pinjaman secara konsisten. Rasio loan at risk (LAR) membaik ke 6,9% per akhir 2023, dibandingkan 10,4% pada 2022 lalu. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan) terjaga di angka 1,9% pada 2023.
Adapun, dari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 6,0% YoY mencapai Rp1.102 triliun, sehingga mendorong kenaikan total aset BCA sebesar 7,1% YoY menjadi Rp1.408 triliun. Dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 80% dari total DPK.