Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Faktor Pendorong BTN (BBTN) Cetak Laba Rp3,5 Triliun pada 2023

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BBTN melaporkan laba bersih Rp3,5 triliun sepanjang 2023 atau naik 14,97% secara tahunan.
Karyawan mencoba layanan terbaru dalam aplikasi milik Bank Tabungan Negara./Istimewa
Karyawan mencoba layanan terbaru dalam aplikasi milik Bank Tabungan Negara./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BBTN melaporkan laba bersih Rp3,5 triliun sepanjang 2023 atau naik 14,97% secara tahunan (year-on-year/yoy). Lantas, apa saja faktor pendorongnya?

Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu menyebut kinerja mesin bisnis ini terdorong oleh kredit pemilikan rumah (KPR) yang tumbuh 10,4%, di mana segmen KPR subsidi tumbuh 10,9% menjadi Rp161,74 triliun dan KPR non subsidi menjadi 9,5% menjadi Rp96,17 triliun pada 2023

“Kinerja bisnis yang tumbuh karena banyaknya inisiatif baru di 2023, termasuk kami masuk ke emerging affluence,” katanya dalam Paparan Kinerja BTN 2023, Senin (12/2/2024). 

Adapun, secara total BTN telah menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp333,69 triliun atau naik 11,9% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp298,28 triliun.

"Pertumbuhan di sisi kredit dan pembiayaan ini melampaui pencapaian kredit yang disalurkan industri perbankan nasional sebesar 10,38% pada tahun 2023," ucapnya. 

Lebih lanjut, ketika pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) mengalami pemberatan di tengah tren suku bunga yang menanjak dan biaya dana (cost of fund) yang naik, pihaknya terus menggenjot transaksi fee based income yang naik 60,1% menjadi Rp3,2 triliun pada tahun 2023 dari tahun sebelumnya sebesar Rp2 triliun. 

Lebih lanjut, menurut Nixon, dengan transformasi yang dilakukan, perseroan pada tahun 2023 berhasil menurunkan NPL gross menjadi sebesar 3% atau turun signifikan dari tahun 2022 yang sebesar 3,4%. 

"Kami menargetkan di 2024 ini NPL bisa ada di bawah 3%," ucapnya.

Disisi lain, pada tahun 2023 BTN berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp349,93 triliun, meningkat 8,7% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp321,93 triliun. 

Dari jumlah tersebut kontribusi dana murah atau Current Account Savings Account (CASA) mencapai Rp188 triliun atau naik 20,4% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp156 triliun. Dengan kenaikan tersebut, komposisi dana murah BTN mencapai 53,7% terhadap total DPK. 

Kenaikan signifikan dana murah berupa giro dan tabungan di BTN terlihat selama lima tahun terakhir. Pada 2019, porsi dana murah BTN masih di level 43,4% dan perlahan menanjak menuju 48,5% pada 2022,” katanya. 

Kenaikan dana murah ini turut ditopang oleh transformasi digital banking yang dilakukan BTN, terutama pada aplikasi BTN Mobile. 

Tercatat, hingga akhir 2023, jumlah pengguna BTN Mobile mencapai 2,7 juta, dengan total transaksi mencapai 235 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper