Bisnis.com, JAKARTA - Induk PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) menyampaikan optimismenya terkait prospek investasi di sektor perbankan Indonesia.
Executive Officer, Country Head of Indonesia, MUFG Bank Ltd Kazushige Nakajima menyebut hal ini lantaran besarnya potensi Indonesia sebagai salah satu negara paling strategis di Asia.
“Dalam hal pengembalian profitabilitas [atas investasi yang ditanamkan] ya hasilnya seperti yang Anda lihat di informasi publik dari kita masing-masing,” ujarnya dalam Exclusive Interview di Jakarta Kamis (15/2/2024).
Bahkan, dirinya membanding ketika pihaknya melakukan akuisisi bank di kawasan Thailand, potensi pasar di sektor keuangan Indonesia masih tetap menggiurkan.
“Jadi kami [sudah] melakukan akuisisi besar di Thailand 10 tahun lalu. Negara itu juga sangat bagus dalam bisnis. Namun dari segi ukuran pasar, potensi pertumbuhan, Indonesia lebih besar,” ucapnya
Nakajima pun menyoroti pentingnya melihat peluang investasi yang tidak hanya sekadar menghasilkan pendapatan perusahaan tetapi juga pada pengembangan bisnis secara komprehensif.
Baca Juga
Sehingga, sebagai salah satu pemain investor Jepang, selain melakukan akuisisi bisnis, MUFG juga berinvestasi dalam sisi sumber daya manusia.
"Di Indonesia, kami melihat potensi besar untuk berinvestasi dalam tenaga kerja, mulai dari merekrut hingga melatih SDM secara berkelanjutan,” ucapnya.
Dalam lanskap politik, dia juga menilai Indonesia berada dalam posisi yang menguntungkan. Pasalnya, kestabilan politik akan membentuk prospek ekonomi yang positif.
"Politik dianggap sebagai pondasi bagi ekonomi nasional, dan setiap negara yang menghadapi kekuatan politik akan memengaruhi kondisi makroekonominya. Dalam pandangan kami, Indonesia saat ini berada dalam posisi yang baik,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, MUFG merupakan pemegang saham pengendali Bank Danamon. Per 31 Januari 2024, MUFG tercatat menguasai 92,47% saham BDMN dengan jumlah saham yang digenggam mencapai 9,038 miliar.
MUFG juga menjadi salah satu investor paling agresif di industri pembiayaan (multifinance) Indonesia.
Induk usaha Bank Danamon Indonesia ini sudah menuntaskan akuisisi Home Credit Indonesia lewat Krungsri dan Adira Dinamika Multifinance (Adira Finance), dan sekarang sedang dalam proses mengambil alih Mandala Multifinance (Mandala Finance), yang diperkirakan tuntas di kuartal I/2024.
Kata Pengamat
Direktur Segara Research Institut Piter Abdullah mengatakan hal yang membuat investor asing tergiur menanamkan modalnya di sektor perbankan Indonesia. Hal tersebut lantaran, bank Tanah Air dapat menawarkan tingkat keuntungan yang tinggi diperoleh dari rasio margin bunga bersih (net interest margin/NIM)
“Keuntungan dari sektor perbankan terus meningkat, ini tentunya menjadi daya tarik yang besar bagi investor asing, termasuk Jepang,” ucapnya pada Bisnis, Kamis (15/2/2024).
Pasalnya, NIM di Indonesia kerap di atas 5%, cenderung tinggi dibanding di luar negeri yang cenderung berada di level 3%
Pada kesempatan terpisah, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyebut pertumbuhan ekonomi positif dan demografi Indonesia yang besar menarik minat investor mencari pertumbuhan jangka panjang.
“Dukungan kebijakan pemerintah, termasuk upaya mempermudah regulasi dan memberikan insentif pajak dan kemudahan izin TKA memberikan sinyal positif,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (12/1/2024)
Menurutnya, inovasi dan digitalisasi di sektor perbankan menjadi faktor penentu menariknya bank asing bagi investor luar negeri.