Bisnis.com, JAKARTA — PT Reasuransi Indonesia Utama (persero) atau Indonesia Re telah menargetkan perbaikan tingkat kesehatan finansial tingkat solvabilitas (risk based capital/RBC) segera terpenuhi setelah terealisasinya penyuntikan tambahan modal oleh pemegang saham.
Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu mengatakan perseroan berharap bisa mencapai target RBC yang memungkinkan untuk ekspansi pada tahun ini.
“Kalau misalnya mendapatkan PMN Rp1 triliun tahun ini, kisaran angka RBC-nya kami [targetkan] di atas 180% sampai 200%,” kata Benny saat dihubungi Bisnis, Senin (19/2/2024).
Dalam regulasi OJK, RBC minimal perusahaan asuransi dan reasuransi adalah 120%. Dalam laporan keuangan Indonesia Re pada Januari 2024, RBC perseroan mencapai 126,73% atau naik tipis dibandingkan Januari 2023 yang hanya 126,19%. Namun angka tersebut turun lagi setelah sebelumnya membaik menjadi 136,69% pada Desember 2023.
Meski demikian, Benny mengatakan pihaknya masih menunggu keputusan Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terkait dengan pencairan modal dari cadangan investasi tersebut.
“Kalau pengajuannya sudah kami ajukan, karena sifatnya pengajuan ulang. Secara prinsip kan sudah disetujui, tapi kalau pencairannya masih menunggu, pemerintah kan punya jadwal sendiri ya, kami ikuti,” ungkapnya.
Baca Juga
Kendati demikian, Indonesia Re tetap memastikan melakukan perbaikan melalui langkah organik seperti perbaikan hasil underwriting dan hasil investasi. Sejatinya, Indonesia Re telah mengajukan PMN Rp1 triliun pada tahun lalu, tetapi belum kunjung cair. Nominal tersebut turun apabila dibandingkan dengan pengajuan Rp3 triliun pada 2022.
Indonesia Re mencatatkan laba setelah pajak sebanyak Rp7,36 miliar per Januari 2024, setelah sebelumnya mencatatkan kerugian Rp27,8 miliar pada Januari 2023. Perbaikan tersebut didorong oleh hasil investasi yang membaik mencapai Rp59,7 miliar, di mana pada Januari 2023 sempat negatif 17,3 miliar.
Dari sisi jumlah pendapatan premi turun 16,6% menjadi Rp503 miliar pada Januari 2024 dari sebelumnya Rp603 miliar pada Januari 2023. Dari sisi ekuitas perseroan menguat menjadi Rp2,75 triliun per Januari 2024 atau naik 12,2% dari sebelumnya Rp2,45 triliun.
Sementara itu liabilitas yang ditanggung meningkat menjadi Rp9,7 triliun atau membengkak 30,7% dari sebelumnya Rp7,43 triliun. Jumlah aset perseroan mencapai Rp12,8 triliun atau meningkat 24,3% dari sebelumnya Rp10,3 triliun.