Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bakal Kucurkan Kredit Rp75 Triliun, PNM Incar Kredit Macet di Bawah 1%

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) membidik penyaluran kredit senilai Rp75 triliun pada 2024.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi (kiri) dan Direktur Bisnis PNM Tjatur H. Priyono di acara Media Gathering bertajuk Senja di Kampung Madani di Menara PNM, Jakarta, Jumat (11/11/2022) - Rika Anggraeni/Bisnis
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi (kiri) dan Direktur Bisnis PNM Tjatur H. Priyono di acara Media Gathering bertajuk Senja di Kampung Madani di Menara PNM, Jakarta, Jumat (11/11/2022) - Rika Anggraeni/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — PT Permodalan Nasional Madani (PNM) telah menyalurkan kredit senilai Rp12,5 triliun sepanjang Januari—Februari 2024. Adapun di tahun ini, holding BUMN ultra mikro ini membidik penyaluran kredit senilai Rp75 triliun.

Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi untuk merealisasikan target tersebut.

“Karena kami, baik nasabah maupun PNM sendiri, terdidik 3 tahun pandemi. Jadi harus banyak adjustment atau perubahan-perubahan dari proses, baik bisnis, pemberdayaan, dan pendampingan yang perlu kami sesuaikan dengan kontekstual saat ini,” ungkap Arief saat ditemui usai acara Buka Puasa Bersama Media “Live on Ramadan” di Jakarta, Kamis (21/3/2024).

Arief menyampaikan bahwa di tahun ini, PNM akan memperluas pembiayaan ke ada wilayah 3T, yaitu tertinggal, terdepan, dan terluar.

“Rencana kami, triwulanan depan, kita akan masuk ke Miangas. Jadi dari Miangas sampai Rotenya tercapai. Yang di Papuanya juga, kita akan masuk ke perbatasan, Papua-Nugini,” ujarnya.

Dia mengungkapkan bahwa rencana tersebut sejalan dengan pesan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar kucuran PNM semakin diperluas.

“Pesan terakhir Pak Presiden kemarin, untuk daerah-daerah remote semakin kami perluas. Ini bagian dari aktualisasi alasan pemerintah mendirikan holding ultra mikro, perluasan akses dan kesempatan untuk masyarakat,” tuturnya.

Sementara itu, PNM mencatat rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) gross berada di level 0,7% sampai Februari 2024. Sedangkan di tahun ini, Arief menyampaikan bahwa PNM akan mengupayakan rasio NPF gross terjaga di bawah 1%.

“Ini kan masih ada sisa juga yang restrukturisasi eks Covid kemarin. Kami tidak terlalu muluk-muluk, tapi kami upayakan tetap di bawah 1%. Cuma, tidak bisa seperti awal yang sebelum Covid di bawah 0,2%,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Arief mencatat bahwa PNM juga telah melakukan hapus buku dari rasio kredit macet 0,7%. “Dari NPL yang 0,7% itu ada beberapa yang sudah kami hapus buku,” ungkapnya.

Namun, Arief memastikan bahwa PNM akan menjaga tata kelola pembiayaan dengan mengedepankan prinsip Risiko dan Kepatuhan Tata Kelola atau Governance Risk and Compliance (GRC).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper