Bisnis.com, JAKARTA -- Kinerja bank BUMN KBMI IV dan KBMI III memiliki pergerakan yang berbeda pada awal 2024
Apabila bank jumbo yang tergabung dalam KBMI IV, seperti PT Bank Rakyat (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) hingga PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mengalami penyusutan kinerja, kondisi berbeda diraih bank BUMN KBMI III yang justru mencatat kinerja lebih kinclong.
Jika sebelumnya, BRI mencatatkan laba bersih Rp8,06 triliun hingga Februari 2024, susut 3,51% secara tahunan atau dibandingkan dengan laba bank pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp8,35 triliun.
Kemudian, Mandiri mencatatkan laba bersih yang menyusut 3,07% yoy menjadi Rp7,15 triliun hingga Februari 2024, dibandingkan Rp7,38 triliun pada Februari 2023 serta BNI membukukan kinerja laba yang turun 5,91% yoy menjadi Rp3,04 triliun, dibandingkan Rp3,23 triliun.
Maka, berdasarkan laporan bulanan, bank pelat merah KBMI III seperti PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) dan anak usaha BUMN yakni PT Bank Syariah Tbk. alias BSI (BRIS) juga mencatat kenaikan laba bersih per Februari 2024.
Baca Juga
Laba BTN mencapai Rp555,76 miliar, tumbuh 4,4% dari sebelumnya Rp532,33 miliar pada Februari 2023.
Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan dari sisi kinerja keuangan, BTN telah mencapai level tertinggi sepanjang sejarah atau all time high pada 2023.
"Masa kesulitan sudah lewat, hari ini recovery dan jaga growth agar baik," katanya pada Selasa (2/4/2024).
Pada tahun ini, BTN pun menargetkan pertumbuhan labanya mencapai Rp3,8 triliun hingga Rp3,9 triliun. “Mudah mudahan bisa lebih dari itu," kata Nixon.
Sebelumnya, Nixon menyebut sikap optimistisnya didasari oleh penurunan cost of credit sebesar 0,1 basis poin (bps) dari level 1,4% pada akhir tahun lalu.
"Kita berharap CoC bisa sampai 1,2% sampai 1,3% tahun ini. Karena kualitas [kredit] membaik, kita berani," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Rabu (3/1/2024).
Sementara, cuan anak usaha dari BUMN seperti BSI pun terpantau moncer, tumbuh 16,31% mencapai Rp1,06 triliun dari sebelumnya Rp907,08 miliar.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyebut keyakinannya untuk mempertahankan pertumbuhan laba bersih di atas 30% pada 2024.
"Di 2024 kita akan jaga [pertumbuhan laba] di atas 30%," ujarnya beberapa waktu lalu, Selasa (9/1/2024).
Adapun, BSI menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga pertumbuhan laba itu, salah satunya adalah mendongkrak pembiayaan yang menghasilkan margin bagi hasil. BSI sendiri menargetkan penyaluran pembiayaan tumbuh di level 16% sampai 18% pada 2024.
Selain itu, BSI mendorong dari sisi pendapatan berbasis komisi (fee based income). BSI menargetkan pertumbuhan FBI di atas 10% pada 2024.
"Ini [FBI] bersumber dari transaksi treasury, investasi syariah, reksadana dan lainnya. Ada juga fee admin deposit hingga transaksi digital," tutur Hery.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan sama seperti KBMI IV, laba bank KBMI III dapat bertumbuh namun tidak secemerlang tahun sebelumnya
Hal ini karena, adanya tekanan dari eksternal seperti geopolitik, ancaman inflasi dan nilai tukar rupiah hingga kondisi likuiditas yang membuat biaya dana lebih tinggi.
Akan tetapi, dia menyebut besarnya pertumbuhan laba pada suatu bank tergantung kemampuan masing-masing bank dalam menjaga rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) di level yang rendah
“Keunggulan bank yang konsisten mencatat pertumbuhan laba adalah [yang] dapat menjaga BOPO,” ucapnya pada Bisnis, Rabu (17/4/2024)